Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Tidak Bisa Membedakan Menghina dengan Mengritik?

27 Agustus 2016   16:31 Diperbarui: 28 Agustus 2016   12:46 3906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapat yang disampaikan tokoh adat Batak yang diwawancarai oleh Tempo termasuk kritik, masukkan, tetapi apa yang dilakukan kedua orang itu sama sekali bukan kritik, tetapi benar-benar penghinaan.

Demikian kesan yang muncul saat membaca tulisan Tempo.co, yang membahas mengenai kasus ini. Tempo.co antara lain menulis:

"Penyematan perangkat adat Batak itu terdiri dari talitali ikat kepala atau topi khas Batak, tongkat, serta ulos untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, acara adat itu justru menuai kritik di media sosial. Kritik terutama tentang topi raja yang dikenakan Presiden Jokowi disertai rambut palsu (wig) warna putih. Bahkan, pengkritik sampai diadukan ke polisi."

tempo-57c133c76623bd1e0ccf9c8e.png
tempo-57c133c76623bd1e0ccf9c8e.png
Bagian mana darimeme-meme itu yang menurut Tempo hanya mengkritik tentang topi raja yang dikenakan Jokowi itu?

Sekarang, meme-meme itu sudah dihapus dari Facebook mereka, tetapi itu tidak ada gunanya, karena meme-meme mereka itu sudah terlanjur menjadi viral di media sosial dan media berita daring. Meskipun demikian keduanya masih menayangkan penghinaan-penghinaan lainnya kepada Jokowi di akun Facebook masing-masing.

Andi Redani Putribangsa, misalnya, di tanggal 25 Agustus 2016 menayangkan foto orang yang sedang memegang selembar kertas bertuliskan : "No Jokowi, No Komunis.”

sc-sh-1-57c133a3197b612d45ba40e6.png
sc-sh-1-57c133a3197b612d45ba40e6.png
Sedangkan Nunik Wulandari II, di Face Book-nya, pada 26 Agustus 2016, pukul 22:49,  menayangkan foto Presiden Jokowi yang sedang berbicara tentang Tax Amnesty, disertai dengan tulisannya yang mengatakan: Jokowi harus diganti, karena suka ngibul.

untitled-57c13527dd22bd37487632ac.png
untitled-57c13527dd22bd37487632ac.png
Andi Redani Putribangsa dan Nunik Wulandari II ternyata adalah fans berat Prabowo Subianto, rupanya dua orang ini belum juga bisa move on, yang masih belum bisa menerima kenyataan kalau idolanya itu sudah dikalahkan Jokowi di pilpres 2014, sehingga masih terus mengekspresikan sakit hati dan dengkinya kepada Jokowi dengan umpatan dan penghinaan-penghinaan  seperti itu.

Face Book Andi Redani Putribangsa
Face Book Andi Redani Putribangsa
Face Book Nunik Wulandari II
Face Book Nunik Wulandari II
**

Seperti yang saya sebutkan di atas, Presiden Jokowi adalah presiden yang benar-benar ingin mewujudkan pemerataan pembangunaan di seluruh Indonesia, tidak hanya terpusat di Jawa, seperti yang selama ini terjadi, sejak Republik ini merdeka.

Jika presiden-presiden lebih banyak melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, tidak demikian dengan Jokowi. Boleh dikatakan, dia adalah presiden pertama negara ini yang paling sering dan paling banyak melakukan kunjungan ke daerah-daerah di seluruh Indonesia, dari ujung timur sampai ke ujung barat, terutama ke daerah-daerah yang selama ini tertinggal pembangunannya, yang potensi-potensi perekonomian dan pariwisatanya besar, tetapi selama ini justru sangat kurang diperhatikan pemerintah pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun