Karena bertatus dwikewarganegaraan atau bipratride, mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar telah kehilangan kewarganegaraan Indonesia-nya, sebab Indonesia tidak mengenal bipratide.
Ironisnya, hal itu terjadi akibat dari kecerobohan pihak Istana. Setelah dilantik menjadi Menteri ESDM barulah status kewarganegaraannya itu diketahui.
Arcandra diketahui telah memperoleh kewarganegaraan Amerika Serikat atas kemauannya sendiri melalui proses naturalisasi di negara tersebut pada 2012. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan RI, bagi setiap WNI yang atas kemauannya sendiri memperoleh kewarganegaraan lain, maka dengan sendirinya ia kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
Itulah alasan utama kenapa Presiden Jokowi dengan sangat terpaksa mencopotnya dari jabatannya sebagai Menteri ESDM, sehingga Arcandra pun menjadi menteri paling singkat masa jabatannya dalam sejarah Republik ini. Sekaligus kejadian ini merupakan pertama kali terjadi dalam sejarah Republik ini: Ada orang yang diangkat menjadi menteri, ternyata orang itu adalah seorang WNA, atau bahkan seorang yang tanpa kewarganegaraan atau apatride, atau statelessness!
Kenapa apatride (statelessness)?
Karena ada kemungkinan kini Arcandra menjadi seorang yang tidak punya kewarganegaraan apapun, WNI tidak, Amerika Serikat pun tidak.
Hal ini mungkin saja terjadi, karena pertama ada yang menyebutkan sebenarnya diam-diam sebelum diangkat sebagai menteri, Arcandra sudah melepaskan kewarganegaraan Amerika Serikat-nya, tetapi ternyata tanpa diketahuinya hal tersebut tidak membuat dirinya otomatis menjadi WNI kembali.
Karena secara hukum penanggalan status kewarganegaraan asing tidak secara otomatis membuat yang bersangkutan menjadi WNI kembali.
Padahal Arcandra, -- jika itu benar – sudah melepaskan kewarganegaraan Amerika Serikat-nya.
Kemungkinan pelepasan kewarganegaraan Amerika Serikat-nya itu terindikasi dari pernyataan tersamar Arcandra ketika ditanya wartawan mengenai isu dwikewarganegaraannya, saat itu (14/8) ia belum dicopot dari jabatannya oleh Presiden Jokowi.
Ketika itu ia mengaku telah “mengembalikan proses” terkait kewarganegaraan Amerika Serikat yang ditanyakan wartawan.