Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Strategi Busuk di Balik Gerakan Mendorong Bu Risma Maju di Pilgub DKI Jakarta 2017

5 Agustus 2016   18:03 Diperbarui: 5 Agustus 2016   18:11 9640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan tersebut Bu Risma langsung sampaikan ketika permintaan maafnya yang selama ini merupakan kebiasaan yang diasampaikan di Bulan Syawal itu diplintirkan menjadi seolah-olah Bu Risma berpamitan kepada waga Surabaya untuk ikut pilgub DKI.

 

"Aku tahulah ada yang emang ingin (saya) pergi ke Jakarta supaya aku tidak nyaingi di Jawa Timur, ada yang pengin aku ke Jakarta supaya aku dapat apa, gitu kan. Selama ini aku ketat lalu mereka tidak bisa apa-apa," kata Risma disela sela melakukan sidak proyek box culvert di Jalan Kenjeran, Jumat (5/8/2016).

Bu Risma juga bilang, "Saya sampaikan saya kan tidak bisa. Aku tahu semua, bukan aku tidak tahu. Saya punya bukti ada yang ngomong sudah kita relakan, seolah-olah atasnamakan warga Surabaya tapi saya pegang amanah warga Surabaya, tapi cuma berapa orang, mohon maaf sekali berapa orang itu" (sumber).

Dengan demikian, maka gerombolan politikus dan pejabat di Surabaya yang telah merancang skenario yang dikiranya sudah mantap dengan memanfaatkan momen pilgub DKI 2017 untuk menyingkirkan Bu Risma dari Surabaya, dan bursa calon gubernur Jawa Timur 2018 itu pun terpaksa untuk kesekian kalinya gigit jari lagi.

Pertanyaannya sekarang adalah siapakah mereka gerombolan politikus dan pejabat di Surabaya itu?

Menurut analisis saya ada dua nama pentolan di balik skenario tersebut. Dua pentolan yang sudah lama menjadi musuh politik Bu Risma di Surabaya.

Siapakah mereka?

Saya akan tulis di artikel berikutnya. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun