Pernyataan tersebut Bu Risma langsung sampaikan ketika permintaan maafnya yang selama ini merupakan kebiasaan yang diasampaikan di Bulan Syawal itu diplintirkan menjadi seolah-olah Bu Risma berpamitan kepada waga Surabaya untuk ikut pilgub DKI.
Â
"Aku tahulah ada yang emang ingin (saya) pergi ke Jakarta supaya aku tidak nyaingi di Jawa Timur, ada yang pengin aku ke Jakarta supaya aku dapat apa, gitu kan. Selama ini aku ketat lalu mereka tidak bisa apa-apa," kata Risma disela sela melakukan sidak proyek box culvert di Jalan Kenjeran, Jumat (5/8/2016).
Bu Risma juga bilang, "Saya sampaikan saya kan tidak bisa. Aku tahu semua, bukan aku tidak tahu. Saya punya bukti ada yang ngomong sudah kita relakan, seolah-olah atasnamakan warga Surabaya tapi saya pegang amanah warga Surabaya, tapi cuma berapa orang, mohon maaf sekali berapa orang itu" (sumber).
Dengan demikian, maka gerombolan politikus dan pejabat di Surabaya yang telah merancang skenario yang dikiranya sudah mantap dengan memanfaatkan momen pilgub DKI 2017 untuk menyingkirkan Bu Risma dari Surabaya, dan bursa calon gubernur Jawa Timur 2018 itu pun terpaksa untuk kesekian kalinya gigit jari lagi.
Pertanyaannya sekarang adalah siapakah mereka gerombolan politikus dan pejabat di Surabaya itu?
Menurut analisis saya ada dua nama pentolan di balik skenario tersebut. Dua pentolan yang sudah lama menjadi musuh politik Bu Risma di Surabaya.
Siapakah mereka?
Saya akan tulis di artikel berikutnya. *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H