Peristiwa ini tentu merupakan suatu pengalaman politik yang sangat berharga bagi Teman Ahok.
Lepas dari mereka berpihak kepada siapa di dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta itu, semangat anak-anak muda itu seharusnya diapresiasi, bukan malah dicela, dihina, apalagi disertai dengan berbagai fitnah, yang dilakukan dengan cara membesar-besarkan kasus itu, disertai dengan segala macam bumbu fitnah seolah-olah kasus tersebut, Teman Ahok, merupakan bagian dari grand design. suatu konspirasi tingkat tinggi, yang melibatkan “9 Naga konglomerat hitam”, uang puluhan miliar, bahkan ratusan miliar rupiah, untuk mendukung Ahok.
Itulah antara lain yang terdapat di setidaknya dua artikel di Kompasiana, yang ditulis oleh Yon Bayu, dengan artikel berjudul Mengapa Teman Ahok Cari Dana di Singapura? Dan oleh pembenci sejati Ahok, Go Teng Shin di artikelnya yang berjudul Ahok, Heru, 'Teman Ahok', Singapura, dan Pertempuran para Kurawa. Kedua artikel tersebut secara substansial sama mengenai kasus ini.
Kisah 9 Naga yang Didaur Ulang
Kedua penulis tersebut menuduh di artikelnya itu bahwa keberangkatan Amalia Ayuningtyas dan Richard Saerang ke Singapura atas undangan komunitas WNI di Singapura itu sesungguhnya merupakan suatu kamuflase saja, yang sesungguhnya terjadi di balik itu adalah adanya grand design untuk memasukan dana dalam jumlah fantastis ke Jakarta. Disebutkan, desas-desus terkait dana dari Singapura ini sudah menjadi perbincangan publik sejak beberapa bulan lalu bersamaan dengan munculnya isu 9 Naga pendukung Ahok yang bermarkas di Singapura.
Kisah 9 naga pembeking Ahok dengan dana ratusan miliar rupiah tersebut sebenarnya merupakan kisah yang pernah digunakan kubu Koalisi Merah Putih (KMP) melawan Jokowi di Pilpres 2014.
Ketika itu secara “di bawah tanah” kubu KMP menyebarkan berbagai macam berita fitnah yang menyerang Jokowi, salah satunya mengenai Jokowi yang dibekingi dana ratusan miliar rupiah oleh 9 naga yang bermarkas di Singapura, selain informasi fitnah SARA, dan informasi yang menyebutkan Jokowi terlibat berbagai kasus korupsi.
Setelah itu, muncullah tabloid Obor Rakyat yang mengangkat informasi-informasi tersebut sebagai berita-berita utamanya, dengan menyebutkan antara lain, adanya desas-desus yang kian santer menyatakan Jokowi dibeking 9 naga konglomerat hitam, Jokowi terlibat berbagai kasus korupsi, dan sebagainya.
Lalu, giliran TV One, juga menyebarkan informasi yang sama, termasuk di acara andalannya "Indonesia Lawyer Club", yang mengangkat isu tentang Jokowi yang dibeking 9 naga konglomerat tersebut. Ketika itu juga dihadirkan mantan petinggi PDIP, yang membelot ke kubu KMP, Kwik Kwan Gie. Di acara ILC itu, Kwik menantang PDIP untuk membantah berita bahwa Jokowi dibeking 9 naga.
Lihatlah, bukankah kisah-kisah tersebut sedemikian miripnya dengan berbagai informasi fitnah yang kini tersebar menyerang Ahok? Ahok (dulu Jokowi) dibeking 9 naga, dan Ahok (dulu Jokowi) terlibat berbagai kasus korupsi.
Kisah-kisah tersebut hanya didaur ulang, dengan mengganti nama Jokowi dengan Ahok.