Dari daftar tersebut tidak tercantum air minum dalam kemasan, juga mie instan. Padahal kedua jenis barang ini tergolong sangat dibutuhkan oleh masyarakat Papua, terutama sekali air minum dalam kemasan, karena air bersih dari PDAM di sana sangat tidak bisa diandalkan. Jangankan untuk kebutuhan air minum, untuk mandi dan cuci saja sulit.
Contohnya di Fakfak, Papua Barat. Saya pernah menulis di Kompasianatentang krisis air di sana (Krisis Air Bersih dan Gedung Kantor Bupati Fakfak yang Megah).
Saking sulitnya memperoleh air bersih dari PDAM karena sangat jarang mengalir dengan lancar ke rumah-rumah penduduk, maka masyarakat Fakfak terpaksa mencari air sendiri di sungai-sungai yang lokasinya cukup jauh dari kota. Dan, oleh sebagian orang, air yang diambil dari sungai-sungai itu pun dikomersialkan, dibawa ke kota, dijual per tangki (1.000 liter) sekitar Rp. 150.000, dan tiga tangki Rp. 400.000.
Semua upaya itu pun belum cukup memenuhi kebutuhan air masyarakat Fakfak secara keseluruhan. Masyarakat si Fakfak pun terpaksa mengandalkan alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya, yaitu hujan! Ya, sudah lazim bagi masyarakat Fakfak untuk menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan airnya sehari-hari. Sumber air masyarakat Fakfak bukan pada PDAM, tetapi pada sungai dan hujan.
Jadi, untuk memenuhi kebutuhan air, termasuk air minum, sebagian masyarakat Fakfak, terutama dari kalangan ekonomi lemah mengandalkan air sungai dan air hujan! Ya, bagi sebagian masyarakat Fakfak minum air dari air sungai dan hujan (tentu saja setelah dimasak) itu sudah biasa, namun terpaksa.
Mengenai krisis air di Fakfak itu, saya pernah, pada 20 Februari 2016 menyampaikan laporan di situs www.laporpresiden.id , tapi sampai sekarang belum ada tanggapan apalagi solusi.
Bagaimana dengan air minum dalam kemasan?
Perlunya Air Minum dalam Kemasan Diperbolehkan Dikirim dengan Tol Laut
Air minum dalam kemasan di Papua tergolong barang mewah, saking mahalnya.
Sebagai contoh, di Fakfak, biasanya air minum dalam kemasan merek “Aqua” ukuran botol 600 ml dan 1.500 ml dijual dengan harga Rp. 75.000 – Rp. 80.000 per karton, padahal harga di Surabaya cuma Rp. 40.000 – Rp. 42.000 per karton!