Orang-orang rasis seperti Sri Bintang Pamungkas dan Yusron Ihza Mahendra, pasti tidak suka DKI Jakarta dipimpin oleh Ahok, karena dia Tionghoa dan Kristen, maka itulah mereka tidak pantang menyebarkan sentimen rasis seperti ini.
Entah kebetulan ataukah tidak, provokasi-provokasi rasisistis seperti yang disebarkan oleh Yusron Ihza Mahendra dalam kaitannya dengan pilkada DKI 2017 itu berdekatan pula dengan bulan Mei 2016, bulan terjadi kerusuhan Mei 1998 itu.
Seperti yang saya sebutkan di atas, provokasi rasistis Yusron Ihza Mahendra tersebut bisa saja ditafsirkan sebagai suatu strategi terselubung yang ditujukan kepada warga DKI etnis Tionghoa, untuk takut memilih Ahok di pilkada DKI 2017. Dengan cara menakut-nakuti mereka dengan kerusuhan Mei 1998 yang memang meninggalkan traumaistik yang dalam bagi etnis Tionghoa Jakarta. Kalau pilih Ahok yang arogan dan bicaranya kasar itu, orang pribumi bisa marah sampai mengakibatkan kerusuhan anti-Cina lagi, seperti Mei 1998, itulah kira-kira pesan terselubung yang hendak disampaikan oleh Yusron Ihza Mahendra.
[caption caption="Twitter Sri Bintang Pamungkas"]
“Koboy Cina Pimpin Jakarta”
Provokasi-provokasi SARA berkaitan dengan pilkada DKI bukan baru pertama kali ini terjadi. Sebelumnya, menjelang pilkada DKI 2012 pun provokasi-provokasi SARA seperti marak terjadi, untuk menjatuhkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur: Jokowi-Ahok.
Saat itu, Agustsus 2012, atau saat pilkada DKI Jakarta 2012 memasuki tahapan kedua, yang menyisakan persaingan antara pasangan Foke-Nara vs Jokowi-Ahok, kita sempat dikejutkan dengan beredarnya sebuah video di YouTube dengan judul “Koboy Cina Pimpin Jakarta.”
Di video itu tampak seorang pria dengan wajah dikaburkan, memegang senjata tajam sejenis parang atau pedang, tampaknya sebagainarator video tersebut. Dengan suara mengancam pria itu mengultimatum kepada warga DKI keturunan Cina agar tidak menggunakan hak pilihnya pada pilkada DKI Jakarta tahap dua itu.
“Kami pemuda penyelamat Jakarta memberi ultimatum kepada warga keturunan untuk tidak memilih di pemilukada atau….”
Lalu diperlihatkan cuplikan film dokumenter kerusuhan Mei 1998, yang menunjukkan terjadinya penjarahan dan pembakaran di rumah-rumah dan toko-toko orang Tionghoa di beberapa wilayah di DKI Jakarta.
Juga ada diperlihatkan foto-foto tulisan anti-Cina, misalnya: “Awas! Bahaya Laten, China Koruptor,” lalu ada juga foto-foto mass pengunjuk rasa yang membawa spanduk bertuliskan “Usir Cina dari Jakarta.”
Ada juga tulisan yang disadur dari pidato Bung Karno dan dituliskan di atas foto proklamator yang sedang berpidato tersebut. “Putra daerah itu pemimpin di daerahnya sendiri itu harga mati.”
Selain itu dalam video yang diunggah pada 12 Agustus 2012 oleh akun bernama PP10Tahun1959 juga menyematkan tulisan, “Sengaja ku buat PP No 10 Thn 69 untuk kemaslahatan pribumi.