Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Pandang Remeh Kicauan Rasis Yusron Ihza Mahedra

31 Maret 2016   21:12 Diperbarui: 1 April 2016   08:52 50467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NB: Pelajari kasus 'perang saudara' yg terjadi di Afghanistan dan Suriah, jangan sampai itu terjadi di Indonesia

Bagi saya, alasan seperti tetap saja bernuansa sentimen SARA, yang sama sekali tidak mengedukasi rakyat agar bisa berpikir l demokratis. Kalau memang Ahok yang dianggap salah, arogan atau apa pun kesalahannya, seharusnya kan masyarakat juga itu diedukasi agar fokus untuk memberi hukuman kepada Ahok secara proporsional, bukan semua etnis Tionghoa yang harus menanggung akibatnya.

Jika ia memang dianggap pemimpin yang arogan, dan sebagainya, sanksi yang cocok untuknya dari rakyat adalah dengan tidak lagi memilihnya sebagai gubernur DKI. Masakan iya, arogansi dibalas dengan aksi anarkis berupa suaatu kerusuhan etnis? Jika ada masyarakat punya pemikiran seperti itu, seharusnya seorang Jenderal TNI seperti Suryo Prabowo meluruskan cara berpikir yang salah seperti itu.

Jika ternyata mayoritas warga DKI tidak menganggap Ahok arogan, atau tak mempermasalahkan arogansinya itu karena kekuranganya itu tertutup dengan prestasi kerjanya yang dinilai sangat baik dalam mengurus DKI Jakarta menjadi lebih baik, sehingga mayoritas warga DKI memilih Ahok kembali menjadi gubernur DKI, maka seharusnya masyarakat yang tidak memilih Ahok dengan alasan apapun juga harus menghormatinya, tidak malah membalasnya dengan membuat kerusuhan, apalagi kerusuhan SARA.

Apabila Ahok dianggap salah karena melanggar hukum, bukankah negara kita ini negara hukum? Edukasilah masyarakat, warga DKI agar menghormati (proses) hukum, termasuk menghormati lembaga-lembaga penegak hukumnya, KPK, Kepolisian, maupun Kejaksaan.

Bukan malah seolah-olah mendorong dan memprovokasi masyarakat untuk melawannya dengan cara-cara anarkis, meletuskan kerusuhan rasial/agama.

Satu Ahok salah, masa iya, orang Tionghoa se-DKI yang harus menanggung akibatnya?! Padahal, pasti juga tidak semua orang Tionghoa suka dengan Ahok.

Bukankah mengedukasi masyarakat agar menjauhi sentimen SARA merupakan kewajiban pemerintah bersama tokoh-tokoh masyarakat dan agama, Polri, dan juga TNI?

Ahok perlu juga diingatkan agar menjaga sikapnya sebagai seorang pemimpin, tetapi itu tak ada kaitannya dengan etnis, maupun agamanya.

Saya melihat dalam proses kepimpinannya itu,  Ahok juga sudah melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, ia mulai dapat mengendalikan emosinya, tidak lagi sekasar di awal-awal pemerintahannya, tanpa meninggalkan ketegasan dan toleransi nol terhadap semua pelanggaran hukum, apalagi suap dan korupsi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun