[caption caption="Twitter Ahmad Dhani"]
Nafsu Ahmad Dhani untuk menjadi gubernur atau wakil gubernur DKI semakin tinggi, tetapi sampai detik ini belum ada juga partai politik yang memastikan akan mengusungnya – tanda-tanda untuk itu justru semakin lama semakin pudar, sebaliknya dengan Ahok. Dukungan kepada Ahok yang maju lewat jalur independen dengan Teman Ahok, semakin lama semakin menguat, apalagi dengan adanya dua partai politik; NasDem dan Hanura yang telah secara resmi menyatakan mendukungnya.
Ahmad Dhani pun nyaris frustrasi, sehingga ia pun semakin uring-uringan.
Tanpa mau bercermin terlebih dahulu, Ahmad Dhani pun menjadi kalap, semakin lama semakin tak bisa mengendalikan dirinya, tanpa alasan yang jelas, ia mengumbarkan segala macam amarah kebenciannya kepada Ahok, dan kepada siapa saja yang mendukung Ahok, menuding ini-menuding itu, lewat media berita dan media sosial. Dari situ pula kita semakin tahu kwalitas dan karakter asli seorang Ahmad Dhani, yang ternyata sering mengalami gagal paham, sesat berpikir, Â sangat rasis, dan sangat tidak toleran, Â menolak mengakui hak-hak konstitusional WNI yang tidak seagama dengan dia.
Semua yang tidak berpihak dan tidak sepaham dengannya dicaci-maki dan dihujat sekeras-kerasnya. Jika punya kekuatan lebih, bisa jadi orang seperti ini akan semakin beringas dengan semua orang yang dianggap sebagai lawan dan ancaman bagi dirinya.
Maka etnis dan agama Ahok pun ditonjolkan untuk diserang bahkan dihina, parpol yang mendukung Ahok pun, dicaci sebagai parpol penjilat Ahok, sesama musisi yang mendukung Ahok disebut sebagai cecunguk tak berotak, sesama Muslim yang mendukung Ahok dituduh sebagai penjual aqidah Islam, dan seterusnya.
Dari satu pernyataan ke pernyataannya yang lain isinya hanyalah serangan demi serangan yang berupa tudingan-tudingan tanpa bukti, hujatan demi hujatan  (terutama menyangkut etnis dan agama) kepada Ahok dan para pendukungnya.
Bukanlah lebih baik jika dia berbicara tentang dirinya sendiri, tentang kemampuanya memimpin, tentang ide-ide apa yang dia punya yang lebih bagus daripada apa yang dimiliki Ahok, dan lain-lain, agar bisa meyakinkan sebanyak mungkin warga DKI untuk mendukungnya
Ahmad Dhani di acara Indonesia Lawyers Club, pernah bilang, dibandingkan dengan Ahok, yang katanya hanya pakai otak kiri, dia menggunakan otak kiri dan kanan. Tapi, entah bagaimana cara penggunaannya, kurang jelas. Mungkin saja yang sebenarnya telah terjadi saatmencoba menggunakan otak kanan dan kirinya itu, Â terjadilah korsleting di anatar kedua otaknya itu. Maka itu perilakunya menjadi seperti sekarang ini.
Perilaku Ahmad Dhani ini mengingatkan saya kepada pernyataan yang pernah dikatakan Eleanor Roosevelt (istri dari Presdien AS ke-32 Franklin D Roosevelt): “Small brain dicuss people, but big brain discuss idea."
**