Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Tour de Java" vs "Blusukan de Hambalang"

19 Maret 2016   13:46 Diperbarui: 19 Maret 2016   14:51 6957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Roy Suryo ada di rombongan Tour de Java itu (Meme di Twitter)"]

[/caption]

Kata dia, ketika dia menjadi Menpora, pada 2013, dia sudah ingin melanjutkan pembangunan mega proyek tersebut, tetapi tidak bisa, karena KPK dan Komisi X DPR tidak mengizinkannya, dengan alasan karena mega proyek itu sedang bermasalah, sedang diperiksa kasus korupsinya oleh KPK.

"Dulu jelas bahwa KPK memberi catatan kepada pemerintah SBY saat itu dengan Menpora saat itu saya untuk tidak menyentuh atau meneruskan proyek Hambalang karena masih dalam proses hukum. Suratnya ada di DPR, di Komisi X,” katanya di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jumat (18/3).

"Clear, bukan niat pemerintah saat itu membuat itu mangkrak, niat kami ingin meneruskan. Tidak perlu mengatakan ini mangkrak atau ini sisa-sisa penginggalan. Tidak baik karena Pak SBY juga dulu banyak sekali menyelesaikan proyek-proyek mangkrak, katanya (sumber).

[caption caption="(Twitter)"]

[/caption]

Salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta itu lupa satu hal substansial, bahwa seandainya saja tempo hari para koleganya di Demokrat itu tidak ramai-ramai melakukan korupsi di mega proyek itu, tentu saja KPK tidak akan hadir di sana. Jika tak ada korupsi di sana, tidak mungkin KPK melarang proyek itu dilanjutkan, proyek itu akan lancar-lancar progres pengerjaannya, dan pasti selesai dan menjadi salah satu prestasi hebat lagi di tangan SBY.

Namun itu tidak terjadi, karena SBY gagal mendidik dan mengawasi para anak buahnya itu: M Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, dan Andi Mallarangeng. Mereka korupsi, KPK turun tangan, proyek menjadi proyek bermasalah, mangkrak, dan para anak buahnya itu semua masuk penjara.

Mega proyek itu memang harus dihentikan karena terkena kasus hukum (korupsi) yang dilakukan oleh para petinggi Demokrat atau para kolega Roy Suryo itu. Jika tidak ada korupsi di situ, maka proyek itu tidak mungkin mangkrak, jadi hendaklah Roy Suryo itu jangan menggunakan logika jungkir balik untuk menyangkal kenyataan tersebut.

Terjadinya mega korupsi di mega proyek itu juga merupakan bukti pula bahwa SBY dan Demokrat telah gagal total, bahkan dibuat malu dengan slogannya sendiri, yang sempat terenal di kala itu, yaitu “Gelengkan Kepala, dan Katakan TIDAK pada korupsi!”

Bumerang

Presiden Jokowi yang melakukan kunjungan ke lokasi mega proyek sempat terkaget-kaget melihatnya, rumput ilalang sudah tumbuh tinggi menutup sebagian bangunan di proyek itu, lumut hitam pun memenuhi tiang-tiang dan dinding-dinding bangunan-bangunan setengah jadi itu,  tumpukan barang-barang rusak di suatu ruangan, kompleks itu kini praktis telah berubah  menjadi  "sarang hantu terbesar di dunia", dan  uang negara sebesar Rp 1,2 triliun menjadi sia-sia di sini. 

[caption caption="(Twitter)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun