"Model-model begitu tak perlu terjadi lagi lah. Sudah enggak zamannya lagi lah," katanya.
"Intel kita itu harus dijadikan sesuatu yang sejuk, bukan sebaliknya, bukan yang sangar, mengerikan… Tidak bisa menangkap orang sewenang-wenang."
Menurutnya, saat ini yang harus dikuasai oleh intelijen adalah menguasai dunia maya yaitu internet dan teknologi informasi.
"Ini ke depan perkembangan teknologi di dunia maya harus kita imbangi. Tentu dengan SDM yang punya kapasitas, BIN kan bekerja tidak sendiri tapi juga (bekerja) dengan staf ahli dan orang yang expert di bidang itu," ujarnya.
Menurut Sutiyoso, BIN juga harus dilengkapi dengan peralatan yang memadai. "Yang super canggih. Kalau perlu lebih canggih dari yang dipunyai Australia atau Amerika. Karena komunikasi lingkaran istana dari presiden dan pejabat-pejabat lain harus kita protect," katanya (Beritasatu.com).
Nah, pernyataan Sutyoso bahwa seorang intelijen itu harus menguasai dunia maya yaitu internet dan teknologi informasi itulah yang mungkin disalahartikan oleh Banyu Biru, dengan memamerkan SK pengangkatannya sebagai anggota inteijen di dunia maya (Path) itu. Dia lupa, atau mengira, yang namanya intelijen bermental Intel Melayu itu bukan hanya dalam arti suka pamer fisik sebagaimana disebut di awal artikel ini, tetapi juga memamerkankan SK-nya sebagai seorang intelijen di dunia maya. *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H