Penyidik KPK: “Ini rumah tangga rakyat, Pak.”
Fahri Hamzah: “Ya, rakyat, rakyat Indonesia, KAMI DIPILIH RAKYAT, SAUDARA TIDAK DIPILIH OLEH RAKYAT!”
Penyidik KPK: “Ya, saya tau, Bapak dipilih oleh rakyat ... (rekaman terputus)
Jadi, Fahri Hamzah masih merasa rakyat memilih dia, dan tidak memilih penyidik KPK itu, tetapi tidak sadar selama ini dia bersama banyak anggota DPR lainnya, sama sekali tidak pernah menghargai dan melaksanakan kepercayaan rakyat kepada mereka itu. Maka itu, pemilihan rakyat terhadap anggota DPR seperti dia selama ini hanyalah sebatas formalitas semata, mereka namanya saja wakil rakyat, tetapi kenyataannya nyaris tak pernah menyuarakan aspirasi rakyat, bahkan lebih sering mengkhianati suara rakyat. Di antaranya, adalah keinginan kuat Fahri Hamzah dan kawan-kawannya itu melemahkan, bahkan membubarkan KPK, sedangkan rakyat berkeinginan sebaliknya.
Sebaliknya, KPK, meskipun para pimpinannya sampai kepada para penyidiknya tidak dipilih rakyat, tetapi kepada merekalah kepercayaan rakyat masih sangat dihargai. Tak heran, KPK adalah lembaga negara yang selalu nomor satu di urutan lembaga negara yang paling dipercaya rakyat. Sebaliknya dengan DPR, selalu saja masuk dalam daftar lembaga negara yang paling tidak dipercaya rakyat. Itu karena ulah dan perilaku anggota DPR seperti Fahri Hamzah ini. Seperti yang pernah saya, Fahri Hamzah, bersama dengan 4 pimpinan DPR lainnya, terutama dengan Setya Novanto (yang sudah lengser), dan Fadli Zon, bisa menjadi pimpinan DPR sebenarnya adalah suatu kecelakaan sejarah Indonesia. Tiga orang ini sangat tidak layak menjadi pimpinan DPR. Satu sudah lengser, tersisa dua, semoga saja segera menyusul.
Cuplikan adu mulut Fahri Hamzah dengan penyidik KPK di atas, mengingatkan saya dengan sebuah anekdot yang menggambarkan bagaimana pandangan rakyat terhadap anggota DPR selama ini, salah satunya adalah nyaris diidentikkan dengan koruptor.
Suatu ketika, seorang anggota DPR, sebut saja namanya Fahri, sedang berjalan kaki melewati sebuah jalan yang sepi. Tiba-tiba dua orang laki-laki menghadang jalannya, salah satunya mengeluarkan pisau dari sakunya, dan menodong Fahri.
Penodong: “Serahkan semua UANG KAMU!”
Fahri terkejut, tetapi berusaha tenang, lalu mencoba balas menggertak: “Kamu, tahu, siapa saya?! Saya ini anggota DPR, tau!?”
Fahri pikir, dengan menyebut dia anggota DPR, maka dua penodongnya itu akan ketakutan, dan meninggalkannya, tetapi, dia keliru, mendengar yang ditodongnya itu anggota DPR, dua penodong itu malah bertambah semangat, lalu secara bersamaan mereka berkata kepada Fahri dengan suara yang lebih keras lagi: “Kalau benar kamu anggota DPR, sekarang juga, serahkan seluruh UANG KAMI yang ada padamu, sekarang juga!”
Silakan klik di sini, untuk melihat rekaman adu mulut Fahri Hamzah dengan penyidik KPK itu.