Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa Kita Layak Pesimis terhadap Pimpinan KPK yang Baru?

22 Desember 2015   23:40 Diperbarui: 23 Desember 2015   07:18 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Budi menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada 2010-2012, Basaria menjabat Kepala Pusat Provos. Tatkala Budi menjadi Kepala Lembaga Pendididkian dan Pelatihan Polri, Basaria lagi-lagi mengikuti karier Budi dengan menjadi Widyaiswara Madya Sekolah Pimpinan Polri di Lembang.

Tak heran, ketika ditanya wartawan tentang kasus Budi Gunawan, Basaria mengelak dengan menjawab, “Tanya Pak Johan Budi saja!”

Ruhut Sitompul, misalnya, adalah salah satu anggota Komisi III, yang mengaku pernah didekati Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Asafarudin di Tengarong, Kutai Kartanegara, saat kampanye pemilihan kepala daerah pada 25 November lalu. Ruhut menuturkan, saat itu, Safarudin berpesan agar memilih Basaria menjadi pimpinan KPK.

Politikus Senayan lain yang didekati utusan Budi Gunawan adalah Brigadir Jenderal Purnawiraan (Polisi) Wenny Warouw dari Partai Gerindra. Utusan perwira yang mendekati Wenny adalah perwira menangah kepolisian resor wilayah DKI Jakarta. Pesannya sama, agar memilih Basaria sebagai pimpinan KPK.

Wenny dengan senang hati memenuhi permintaan itu, saat uji kelayakan dan kepatutan, dia memuji-muji Basaria, sebagai calon pimpinan KPK yang paling sempurna. “Dari semua calon, Anda yang paling siap,” katanya memuji Basaria.

Ternyata, Wenny pernah menjadi atasan Basaria juga di Kepolisian, tepatnya di Direktorat Tindak Pidana Khusus Markas Besar Kepolisian RI. Wenny menjabat Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus sejak 2006 hingga 2008. Pada tahun terakhir masa jabatan Wenny, Basaria masuk menjadi penyidik utama di direktorat tersebut.

Rupanya karena merupakan rekomendasi dari Budi Gunawan, yang nota bene pernah menjadi calon tunggal Kapolri atas rekomendasi dari Megawati Soekarnoputri/PDIP, maka selama uji kelayakan dan kepatutan, ia benar-benar dikawal oleh anggota Komisi III dari Fraksi PDIP., khususnya Trimedya Panjaitan, agar bisa dipastikan terpilih.

Uji kelayakan dan kepatutan terhadap Basaria merupakan satu-satunya ujian yang dihadiri Trimedya secara penuh. Dia duduk sejak awal uji kelayakan tanpa meninggalkan kursinya sedetik pun. Berbeda dengan uji kelayakan terhadap calon lain, Trimedya tidak menghadirinya.

Maka puja-puji pun diluncurkan dari mulut Trimedya kepada Basaria. Menurutnya Basaria adalah satu-satunya calon yang sempurna, memiliki rekam jejak bersih karena tidak pernah menjadi kepala kepolisian daerah. “Tak ada cacatnya,” katanya.

3. Alexander Marwata (Wakil Ketua kPK)

Rekam jejak Alex yang paling membuat anggota Komisi III sangat suka kepadanya adalah ketika dia menjadi hakim ad hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, dia sering sering memberikan pendapat berbeda (dissenting opinion) terkait penanganan kasus korupsi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Salah satunya, saat Alex menilai mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi, karena itu harus dibebaskan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun