Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Makan Siang Gratis (di Istana Negara)

14 Desember 2015   14:42 Diperbarui: 15 Desember 2015   00:40 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesan kuat apakah yang saya rasakan dengan pengalaman masuk Istana Negara dan bertemu, bahkan sempat berdialog singkat dengan tuan rumah sekaligus orang Nomor Satu di negeri ini?

Kesan pertama, tentu ada perasaan senang dan bangga bisa masuk ke Istana Negara yang sejak dulu “sakral” bagi rakyat biasa seperti saya. Tidak sembarang orang bisa masuk di sana apalagi bertemu dengan Presiden secara langsung dan berinteraksi sedemikian akrab dengannya. Sepanjang acara ramah-tamah itu tidak ada jarak antara rakyat dengan Presidennya. Jokowi memperlakukan kami semua, tamu-tamunya dari Kompasiana itu layaknya sahabat-sahabat baiknya saja. Ketika kami, tampak serius menyimak pernyataan-pernyataan Jokowi, dia malah dengan cepat mencairkan susana dengan berkata, “Kok, jadi serius?”, disambut dengan gelak tawa kami, suasana menjadi cair kembali.

Ketika acara santap siang selesai, memasuki sesi foto bersama, ada satu-dua kompasianer yang meminta Jokowi menandatangani undangannya, Jokowi dengan senang hati memenuhinya, bahkan kemudian berinisiatif meminta semua undangan dikumpulkan saja supaya dia bisa menandatangani semuanya, satu per satu.

Dengan menjadikan meja sebagai tumpuannya, sambil membungkuk Jokowi menandatangani satu per satu undangan tersebut dikerubungi sekitar 100 “sahabat-sahabatnya” dari Kompasiana itu. Beberapa anggota Paspamres hanya mengawasi dari jauh.

Keterangan foto: Jokowi saat meladeni tandatangan di atas undangan santap siang para kompasianer (Setneg)

 

Saat berpamitan ada yang menyelutuk, “Pak Jokowi, cepat sembuh, ya?”

Jokowi menoleh, berkata sambil tersenyum, “Sembuh dari apa? Saya sehat-sehat saja, kok!” Dan, memang Jokowi tampak sehat-sehat saja, tidak seperti yang diberitakan media mengutip pernyataan Tim Komunikasi Kepresidenan Ari Dwipayana. Pada 10 Desember lalu, Ari mengatakan, Jokowi kurang enak badan, karena itu batal melakukan kunjungan kerja ke Bandung, untuk membuka Festival Antikorupsi 2015 di sana.

Makan siang bersama Jokowi di Istana Negara bersama sekitar 100 kompasianer hari itu benar-benar adalah makan siang gratis, sebagaimana juga saat makan siangnya dengan 16 kompasianer dan Admin pada 19 Mei 2015 lalu. Demikian juga sama dengan ketika Jokowi menjamu 12 CEO perusahaan berbasis teknologi informasi, para pengemudi Go-Jek, perwakilan mahasiswa, dan sebagainya. Itu semua merupakan perwujudan dari seorang Presiden yang ingin sungguh-sungguh mendengar secara langsung aspirasi rakyatnya, mulai dari pengusaha, mahasiswa, sampai dengan rakyat biasa yang bergabung dalam berbagai komunitas penyuara suara rakyat, seperti Kompasiana.

Apa yang dilakukan Presiden Jokowi ini tak bedanya saat dia menjadi Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta; mengundang rakyat makan siang gratis untuk mendengar secara langsung dari hati ke hati berbagai masalah, curhat, dan bentuk aspirasi lainnya demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa dan negara.

Tidak ada secara eksplisit, maupun implisit yang mengingsyaratkan Jokowi memanfaatkan makan siang gratis itu untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat yang diundangnya itu.

Makan siang gratis hanyalah merupakan cara ala Jokowi menjalin komunikasi langsung dengan rakyatnya dari semua lapisan masyarakat. *****

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun