Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Ini "Sekejam" Ahok

2 Oktober 2015   10:45 Diperbarui: 2 Oktober 2015   14:52 3020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andy mengakui, dalam menegakkan aturan dan disiplin perusahaan, banyak orang menilainya terlalu kejam. Selama menjadi Pemimpin Redaksi Metro TV, cukup banyak wartawan yang dia pecat. Baik yang berkaitan dengan disiplin, kode etik, maupun kejujuran. Dalam tiga hal itu, Andy menerapkan prinsip “zero tollerance”, “toleransi nol” yang sebenar-benarnya. Bahkan atas sikapnya itu, Surya Paloh, boss-nya sendiri yang sebenarnya juga orang yang tegas, sering mengritiknya. Surya menilai Andy terlalu keras dan kaku. Tapi keyakinannya itu sangat kuat bahwa untuk meletakkan fondasi yang kokoh bagi sebuah lembaga terutama lembaga penyiaran yang kredibel, tiga hal tersebut merupakan syarat mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar. Tidak ada kompromi sedikit pun!

Sejak awal Metro TV berdiri, kepada seluruh jajaran di redaksi, selalu diingatkan Andy soal sikapnya mengenai tiga hal di atas. Karena itu, ia tidak menolerir pemberian “amplop” oleh nara sumber kepada wartawan Metro TV dengan alasan apapun juga. Termasuk dengan alasan kemanusiaan, sekalipun!

Secara ekstrem Andy menjelaskan sikapnya itu: “Jangankan menerima amplop. Berani menyentuhnya saja akan saya pecat!”

Andy tak main-main dengan prinsipnya itu. Selama ia memimpin Metro TV, sudah banyak jatuh korban “kekejamannya”, dari para karyawan biasa sampai dengan karyawan senior, “anak emas”, dan sahabat dekatnya sekalipun. Bahkan “anak emas”-nya sang boss besar Surya Paloh, pun pernah dipecat Andy gara-gara mereka melanggar tiga prinsip tersebut di atas. Akibatnya dia dengan Surya Paloh terlibat perang mulut. Andy berani mengambil risiko atas sikapnya itu, termasuk dikeluarkan dari Metro TV sekali pun.

 

 

Memecat Reporter yang Baik Hati

Suatu hari Andy menerima laporan bahwa ada reporter Metro TV menerima amplop dalam suatu liputan peluncuran buku seorang Jenderal TNI. Andy meminta Dewan Redaksi menyidangkannya. Reporter itu mengakui perbuatannya, tetapi uang di dalam amplop itu diambil untuk diserahkan seluruhnya kepada sopir mobil reportase Metro TV untuk biaya berobat ayahnya yang sedang sakit.

Bagaimana sikap Andy Noya?

Reporter, sopir, dan camera person semuanya dipecat! Camera person juga dipecat karena dia melihat kejadian tersebut, tetapi tidak melaporkan.

Andy mengatakan, sepintas orang menilainya kejam, manusia yang tidak punya hati atas keputusannya itu. Bukankah niat sang reporter untuk membantu sopir yang sedang kesusahan merupakan niat mulia?

Andy mengakui sempat terjadi perang bathin di dalam dirinya sendiri sebelum mengambil keputusan tegas itu, antara niat baik sang reporter dan pelanggaran yang dialakukan. Tetapi, Andy tak ingin alasan kemanusiaan seperti itu akan menjadi awal melemahnya penegakan prinsip soal amplop. Sekali saja ditolerir soal amplop itu, dengan alasan apapun, sejak saat itu Andy yakin prinsip yang hendak ditegakkan itu akan runtuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun