Tulis Magnis di e-mail-nya itu.
Isi lengkap e-mail Magnis itu saya sertakan di bagian akhir tulisan ini, atau anda mengklik di sini, untuk melihat sumber aslinya.
Pengakuan SBY bahwa hatinya merasa tidak nyaman ketika mengetahui dirinya dipilih ACF sebagai penerima World Statesman Award 2013 itu, sesungguhnya menunjukkan bahwa hati nuraninya itu masih bekerja. Hati nuraninya itu memberitahu kepada pemiliknya, bahwa dia (SBY) tidak layak menerimanya penghargaan itu, oleh karena itu harus ditolak dengan lapang dada. Karena memang seperti yang dikatakan oleh Romo Magnis di atas, justru di bawah kepimpinan Presiden SBY selama 8,5 tahun ini pemeluk agama minoritas berada di dalam kondisi yang paling tertekan
Namun, meskipun hati nuraninya itu masih bekerja, rupanya, Presiden SBY memilih untuk tak menurutinya. Terbukti dengan dia tetap memutuskan untuk menerima penghargaan tersebut. Aneh, katanya sangat tidak nyaman, tetapi, kok tetap mau menerima penghargaan tersebut? SBY rupanya sudah ketagihan untuk menerima berbagai gelar kehormatan dan penghargaan dari seluruh dunia. Dia ingin menjadi kolektor sebanyak-banyaknya gelar dan penghargaan itu, tanpa memperdulikan apakah dia memang layak menerimanya ataukah tidak.
World Statesman Award itu akan diberikan oleh Appeal of Conscience (Yayasan Hati Nurani), sebuah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan, berbasis di New York, Amerika Serikat.
Di laman resmi Appeal of Conscience Foundation ini tertulis filosofinya sebagai berikut: The Appeal’s philosophy is that freedom, democracy and human rights are basic principles.”
Sedangkan slogannya adalah: "A crime committed in the name of religion is the greatest crime against religion.”Suatu kejahatan yang dilakukan atas nama agama adalah kejahatan terbesar terhadap agama.
Dari filosofi dan slogan yayasan ini saja, SBY sudah tidak memenuhi kriterianya.
Anehnya juga, kenapa yayasan tersebut, yang katanya kredibel, bisa memilih SBY sebagai penerima penghargaan tersebut? Apa kriterianya dan alasan mereka itu? Apakah ada sesuatu di balik pemberian penghargaan itu? Ada kabar yang mengatakan penghargaan tersebut diberikan atas rujukan dari pihak Istana sendiri, tetapi, informasi itu dibantah pihak Istana.
Kelihatannya SBY adalah orang yang terobsesi untuk mendapat gelar dan penghargaan sebanyak-banyaknya. Semakin banyak gelar dan penghargaan itu semakin membuat dia merasa terpuaskan secara bathin, Meskipun itu semu. Oleh karena itulah, demi mencapai ambisinya sebagai seorang kolektor itu, SBY pun mengabaikan hati nuraninya.