NH bilang, tidak benar FIFA telah mengatakan, orang yang pernah terlibat kasus kriminal tidak boleh dicalonkan menjadi ketua umum PSSI.
"Saya memonitor pertemuan Blatter di Timor Leste. Orang kepercayaan saya ngomong dari A sampai Z soal pertemuan tersebut dan tidak benar hal itu," ucap Nurdin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/3/2011).
Sungguh-sungguh menggemaskan sekali sikap orang ini, bukan?
Effendi Gazali, yang bertemu langsung dengan Blatter mengatakan, "Ada konferensi pers resmi dan ini terekam. Jadi, ada empat stasiun televisi, Metro TV, TV One, RCTI, dan Trans 7. Kami sendiri juga membawa rekaman," ucap Effendi dalam diskusi persepakbolaan nasional "Menuju Kongres PSSI 2011 yang Berbudaya Mencari Solusi Bukan yang Lain" di gedung RRI, Rabu (16/3/2011).
Silakan anda saksikan sendiri rekaman pernyataan FIFA tentang hal itu dalam acara tersebut di link Metro TV berikut di sini.
[caption id="attachment_95491" align="alignleft" width="324" caption="Clekit, Jawa Pos"]
Bahkan pernyataan resmi PSSI yang terakhir, masih saja mencoba mempertahankan pencalonan NH. Sepertinya mereka benar-benar mempraktikkan prinsip: "Berjuang sampai titik darah penghabisan."
PSSI mengatakan, masih menunggu surat resmi dari FIFA tentang pencalonan NH ini. Kenapa harus menunggu surat tersebut, yang mungkin saja tidak akan pernah dibuat FIFA. Karena semua itu sudah jelas peraturannya, kenapa harus FIFA buat surat khusus lagi tentang itu untuk NH? PSSI sengaja mengulur waktu menunggu sesuatu yang tak bakal ada?
Kenapa NH dan para kroninya begitu ngotot mengabaikan logika seperti ini?
Besar kemungkinan, selain karena tidak rela meninggalkan segala kenikmatan di kursi empuk kekuasaan sebagai pengurus PSSI, meraka juga sekarang sedang sangat khawatir. Kalau sampai tergusur, dan diganti oleh pengurus baru, pengurus baru itu langsung akan mengetahui semua isi perut PSSI yang penuh dengan praktik kebobrokan, korupsi dan sejenisnya.. Kemudian pengurus baru mengundang KPK untuk masuk melakukan audit terhadap PSSI dengan segala konsekuensinya. Ngeri NH cs membayangkan itu. Oleh karena itu mati-matian mereka mempertahankan kedudukannya di PSSI.
Kemungkinan lain, karena merasa tidak mungkin lagi mempertahankan kekuasaan mereka di PSSI, NH dan para kroninya sengaja terus membuat kekacauan di PSSI, sebelum meninggalkannya.