film dengan tema kerasukan roh jahat mulai dari makhluk hidup hingga benda mati sudah banyak saya sebut saja Conjuring, Insidious, Anabelle, hingga Chucky. Tetapi kalau berbicara itu semua rasanya tidak pas kalau kita tidak membahas salah satu film pionir mengenai eksorsisme yaitu The Exorcist.
Berbicara mengenaiFilm arahan sutrada William Friedkin tahun 1973 yang diadaptasi dari novel berjudul The Exorcist karangan William Peter Blatty ini bercerita mengenai fenomena eksorsis di masa awal ketika ilmu kedokteran khususnya kejiwaaan belom begitu maju seperti saat ini. Film akan dimulai saat pastor Merrin menemukan patung iblis Pazuzu saat sedang melakukan penggalian artefak kuno di Irak.
Di tempat lain ada Chris McNeill seorang aktris dengan putri semata wayangnya bernama Regan. Ibunya mempekerjakan seorang pengasuh dan dua orang pembantu agar anaknya tidak kesepian saat ia pergi bekerja di luar.
Suatu ketika saat sedang libur ia menemani Regan bermain di ruang bawah tanah rumahnya dan menemukan papan Ouija. Regan mengatakan bahwa ia sering memainkannya bersama makhluk tak kasat mata bernama Captain Howdy.
Satu per satu kejadian aneh diperkenalkan secara halus mulai dari Regan yang tidur di kamar ibunya karena kasurnya yang sering bergerak hingga pada suatu malam ketika Chris yang sedang mengadakan pesta di rumahnya didatangi Regan.
Dengan tatapan kosong ia berkata kasar sembari menyebutkan bahwa Dennings salah satu teman Chris yang ada di situ akan meninggal. Setelah mengatakan hal tersebut ia buang air kecil di tempat.
Ketika para tamu sudah pulang dan Chris telah mengantar Regan tidur ia dikejutkan dengan teriakan anaknya dari kamar yang saat didatangi kasur kamar putrinya tersebut bergoncang dengan hebat.Â
Esoknya ia mendatangi dokter hingga psikiater tetapi dari berbagai dokter yang sudah ditemuinya dan operasi yang dijalani oleh Regan tidak ada satu pun yang berhasil menyembuhkannya
Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit ia mendapatkan berita bahwa Dennings telah meninggal setelah ia menemani Regan yang sakit dan sendirian di rumah.
Akhirnya dalam sebuah pertemuan dengan banyak dokter dalam upaya menyembuhkan anaknya salah satu dari mereka merekomendasikan Chris untuk bertemu dengan pastor karena mungkin ini ada kaitannya dengan mereka yang ateis dan roh jahat yang memasuki tubuh anaknya.
Ia lantas menemui pastor Damien yang merupakan teman dari salah satu pastor yang hadir di pestanya tempo hari.
Singkat cerita pastor Damien meminta persetujuan dari gereja untuk melakukan ritual eksorsisme setelah mengumpulkan bukti yang cukup.Â
Ijin tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu oleh uskup setempat dan setelah melewati pemeriksaan medis agar menghilangkan kemungkinan bahwa hal tersebut adalah penyakit mental.
Gereja juga merekomendasikan agar pastor Merrin diikutsertakan karena sebelumnya pernah menghadapi kasus eksorsisme.
Pastor Damien yang imannya mulai pudar ditambah pula perasaan bersalah karena ia tidak menemani ibunya saat sakit hingga meninggal sempat menahan emosinya ketika mendengar Regan yang dirasuki iblis tersebut menuduhnya sebagai penyebab kematian ibunya.
Melihat situasi tersebut Pastor Merrin menyuruh Damien agar keluar ruangan sehingga tidak terpengaruh oleh tipu muslihat iblis.
Setelah menunggu ritual tersebut dilakukan, Damien kembali naik ke kamar untuk mengecek keselamatan Regan usai ibunya khawatir akan detak jantung anaknya yang kian lama kian melemah. Tetapi betapa terkejutnya Damien ketika yang ia temukan di kamar justru jasad Pastor Merrin yang meninggal akibat serangan jantung.
Dengan emosi yang meluap-lupa Damien mencekik Regan dan memohon pada iblis tersebut agar merasukinya saja. Permohonan tersebut dikabulkan dan ia pun loncat melalui jendela kamar Regan dan terjatuh terguling ke tangga di luar jalanan. Hal tersebut sama seperti cara Dennings korban pertama di film ini meninggal.
Horror Yang Dibangun Berdasarkan Acting
Setelah menonton filmnya menurut saya The Exorcist masih bisa meneror para pecinta film horror saat ini yang disuguhi oleh film horror yang menjemukan.Â
Kenapa menjemukan? karena film horror sekarang hampir sebagian besar mengandalkan jumpscare untuk menakuti penonton sampai saya sendiri sudah bisa menebak kapan momen jumpscare tersebut akan muncul.
Sementara itu di The Exorcist bisa dibilang hanya sedikit jumpscare yang muncul misalnya seperti dering telpon yang mendadak, adanya wajah seram yang sekelebat muncul, dan bayangan ibunya yang duduk di atas kasur Regan. Justru efek horrornya lebih ditonjolkan melalui akting misalnya teriakan atau jeritan mereka yang memekakkan telinga.
Bisa juga dilihat dari emosi yang ditunjukkan oleh mimik muka Jason Miller pemera Pastor Damien yang kesal, kecewa, dan sedih karena udah jarang ketemu ibunya saat meninggal pun ia tidak ada menemaninya.
Saya memberi nilai film ini 8/10 karena masalah yang ada di film ini muncul secara natural, dibangun perlahan hingga memuncak pada bagian akhirnya.Â
Ending film ini pun memuaskan bagi saya karena The Exorcist menunjukkan bahwa tidak selamanya film horror selalu berakhir bahagia dengan iblis yang berhasil dikalahkan hanya dengan membaca doa.
Tetapi justru dibutuhkan iman yang kuat agar tidak seperti pastor Damien yang sempat tergoyahkan imannya di tengah ritual eksorsisme hingga bisa dikalahkan oleh sang iblis.
Jika dibandingkan dengan film horror sekarang tentu film juga memiliki kekurangan yakni pergantian scene nya yang terasa begitu kasar tetapi masih bisa dimaklumi. Misalnya ketika pastor Damien yang kesal karena ibunya yang tidak bisa dipindahkan ke rumah sakit swasta akibat minim dana.
Adegan tersebut berganti dengan cepat mulai dari adegan rumah sakit, curhat dengan adik ibunya yang menemaninya ke rumah sakit, lalu pindah ke adegan Damien yang menonjok samsak di gym untuk meluapkan kekesalannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H