Bisa juga dilihat dari emosi yang ditunjukkan oleh mimik muka Jason Miller pemera Pastor Damien yang kesal, kecewa, dan sedih karena udah jarang ketemu ibunya saat meninggal pun ia tidak ada menemaninya.
Saya memberi nilai film ini 8/10 karena masalah yang ada di film ini muncul secara natural, dibangun perlahan hingga memuncak pada bagian akhirnya.Â
Ending film ini pun memuaskan bagi saya karena The Exorcist menunjukkan bahwa tidak selamanya film horror selalu berakhir bahagia dengan iblis yang berhasil dikalahkan hanya dengan membaca doa.
Tetapi justru dibutuhkan iman yang kuat agar tidak seperti pastor Damien yang sempat tergoyahkan imannya di tengah ritual eksorsisme hingga bisa dikalahkan oleh sang iblis.
Jika dibandingkan dengan film horror sekarang tentu film juga memiliki kekurangan yakni pergantian scene nya yang terasa begitu kasar tetapi masih bisa dimaklumi. Misalnya ketika pastor Damien yang kesal karena ibunya yang tidak bisa dipindahkan ke rumah sakit swasta akibat minim dana.
Adegan tersebut berganti dengan cepat mulai dari adegan rumah sakit, curhat dengan adik ibunya yang menemaninya ke rumah sakit, lalu pindah ke adegan Damien yang menonjok samsak di gym untuk meluapkan kekesalannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H