Mohon tunggu...
Daniel Andressony
Daniel Andressony Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasisiwa FEB Universitas Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Berobat ke Luar Negeri, Jokowi Keluhkan Rp 165 T Devisa Hilang

11 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 16 Mei 2023   11:07 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada tanggal 6 Maret 2023, saat meresmikan Rumah Sakit Mayapada di Kota Bandung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kekhawatirannya tentang hilangnya devisa sebesar Rp 165 triliun dari Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini juga disampaikan dalam rapat kabinet terbatas yang membahas perkembangan ekonomi dan keuangan negara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengeluarkan keluhan terkait masyarakat yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri. Menurutnya, hal ini menyebabkan devisa sebesar Rp 165 triliun hilang dari Indonesia.

Jokowi menyatakan kekhawatirannya mengenai fenomena ini. Dia mengatakan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri daripada di dalam negeri. Hal ini tidak hanya merugikan perekonomian Indonesia, tetapi juga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan di dalam negeri.

Jokowi menekankan bahwa Indonesia memiliki banyak dokter dan rumah sakit yang berkualitas, namun kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat Indonesia. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan di dalam negeri, dan kurangnya pelayanan kesehatan yang memadai.

Pemerintah, kata Jokowi, telah berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di dalam negeri dengan memperbaiki infrastruktur dan memberikan insentif bagi para dokter dan tenaga medis. Namun, upaya ini belum cukup efektif untuk menarik minat masyarakat Indonesia untuk berobat di dalam negeri.

Menanggapi hal ini, Jokowi meminta para pengusaha untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di dalam negeri. Dia menekankan bahwa pemerintah tidak dapat melakukan semua hal sendiri, dan membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mencapai tujuan ini.

Jokowi juga meminta para pengusaha untuk membangun rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang berkualitas di Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu lagi pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mempercayai sistem kesehatan di dalam negeri. Dia menegaskan bahwa sistem kesehatan di Indonesia sudah berkembang pesat, dan memiliki banyak dokter dan tenaga medis yang berkualitas.

Dengan demikian, Jokowi berharap masyarakat Indonesia dapat memilih untuk berobat di dalam negeri, sehingga devisa sebesar Rp 165 triliun tidak lagi hilang dari Indonesia. Jokowi juga berharap bahwa dengan meningkatnya minat masyarakat Indonesia untuk berobat di dalam negeri, akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Menurut Jokowi, devisa yang hilang tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan saja tetapi juga dari sektor migas dan tambang yang merupakan penyumbang utama devisa Indonesia. Turunnya harga minyak dunia dan komoditas tambang, serta pandemi Covid-19 yang mempengaruhi permintaan dan produksi, menjadi faktor utama hilangnya devisa tersebut.

Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global. Dia juga menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi dan peningkatan nilai tambah produk dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan tambang. 

Selain itu, Jokowi juga meminta agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat posisi ekspor Indonesia dan mengurangi impor barang-barang yang seharusnya dapat diproduksi dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan devisa negara dan memperkuat posisi rupiah terhadap mata uang asing.

Devisa adalah salah satu indikator penting bagi suatu negara dalam mengevaluasi kesehatan ekonominya. Devisa adalah singkatan dari devisa asing atau foreign exchange yang merujuk pada mata uang asing yang dimiliki oleh suatu negara. Devisa ini bisa berupa uang tunai, deposito, surat berharga, dan instrumen keuangan lainnya. Setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam mengelola devisa yang dimilikinya.

Di Indonesia, devisa sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak, gas alam, dan tambang, sehingga negara ini memiliki potensi untuk memperoleh devisa yang cukup besar dari sektor ini. 

Selain itu, sektor pariwisata juga merupakan sumber devisa yang penting bagi Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah meningkatkan promosi pariwisata ke mancanegara dengan tujuan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang dan menghasilkan devisa.

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap impor, terutama dalam sektor industri. Indonesia mengimpor barang-barang seperti bahan baku, mesin, dan peralatan industri, sehingga membutuhkan devisa untuk membayar impor tersebut. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa devisa yang dimilikinya cukup untuk memenuhi kebutuhan impor tersebut.

Pada tahun 2020, Indonesia berhasil mencatatkan devisa sebesar USD 138,8 miliar, yang terdiri dari devisa dari ekspor sebesar USD 150,6 miliar dan pengeluaran devisa sebesar USD 11,8 miliar. Namun, pada tahun 2021, Indonesia mengalami defisit devisa sebesar USD 1,8 miliar pada kuartal I, meskipun ekspor meningkat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya impor, khususnya impor bahan baku dan barang modal.

Sementara itu, devisa luar negeri atau foreign currency reserves merupakan cadangan mata uang asing yang dimiliki oleh suatu negara. Cadangan ini dapat digunakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang negara dan membayar kewajiban luar negeri. Cadangan devisa juga dapat digunakan dalam situasi ekonomi yang sulit, seperti krisis finansial.

Indonesia memiliki cadangan devisa yang cukup besar, yang mencapai USD 138,8 miliar pada akhir tahun 2020. Cadangan devisa ini terus bertambah sejak tahun 2019, yang menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia cukup stabil. Namun, pemerintah Indonesia harus tetap waspada terhadap risiko ekonomi global, seperti krisis finansial dan perang dagang, yang dapat mempengaruhi cadangan devisa negara.

Dalam mengelola devisa, pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa devisa yang dimilikinya cukup untuk memenuhi kebutuhan impor, meningkatkan ekspor, dan menjaga stabilitas nilai tukar mata uang

Devisa Indonesia

Devisa Indonesia merujuk pada jumlah mata uang asing yang dimiliki oleh Indonesia. Devisa ini terdiri dari berbagai jenis aset, seperti cadangan devisa, investasi asing langsung, dan lain-lain. Cadangan devisa sendiri merupakan salah satu jenis aset yang paling penting dalam devisa Indonesia. Cadangan devisa Indonesia di tahun 2020 mencapai sekitar USD 138,8 miliar, dan terus bertambah seiring dengan waktu.

Peran cadangan devisa sangatlah penting dalam menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. Cadangan devisa dapat digunakan untuk membayar utang luar negeri, membiayai impor barang, dan juga untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil. Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, cadangan devisa dapat menjadi jaminan bagi investor asing bahwa pemerintah Indonesia mampu membayar kembali utang-utangnya.

Indonesia adalah negara yang memiliki perekonomian yang kuat, terutama karena Indonesia adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Devisa Indonesia berasal dari berbagai sumber seperti ekspor minyak dan gas, komoditas pertanian, dan produk manufaktur.

 Namun, devisa Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti fluktuasi harga komoditas di pasar global, perlambatan pertumbuhan ekonomi global, dan ketidakpastian geopolitik. Selain itu, pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia juga berdampak pada devisa Indonesia karena menurunnya permintaan dan harga ekspor, serta menurunnya kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Untuk mempertahankan devisa Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor, meningkatkan investasi asing langsung, serta meningkatkan penerimaan pajak. Pemerintah juga melakukan langkah-langkah untuk memperkuat sektor pariwisata di Indonesia dengan memberikan kemudahan visa bagi turis asing dan meningkatkan promosi pariwisata Indonesia.

Devisa Luar Negeri

Devisa luar negeri merujuk pada devisa yang diperoleh oleh suatu negara dari luar negeri, dan dikelola oleh bank sentral negara tersebut. Bank sentral biasanya menggunakan devisa luar negeri untuk menjaga nilai tukar mata uang nasional, membayar utang luar negeri, dan membeli mata uang asing untuk keperluan cadangan devisa.

Negara-negara yang memiliki cadangan devisa luar negeri yang besar dapat menghadapi situasi ekonomi yang lebih stabil dan dapat mengurangi risiko krisis keuangan. Cadangan devisa luar negeri yang besar dapat digunakan untuk membayar utang luar negeri, menstabilkan nilai tukar mata uang nasional, dan mengurangi dampak fluktuasi harga komoditas di pasar global.

Negara-negara yang memiliki cadangan devisa luar negeri yang besar antara lain China, Jepang, Rusia, Arab Saudi, dan Swiss. Pada tahun 2021, cadangan devisa global mencapai sekitar 12,7 triliun dolar AS, dengan China memiliki cadangan devisa terbesar sebesar 3,2 triliun dolar AS.

Bagaimana Devisa Berpengaruh pada Perekonomian Indonesia

Devisa Indonesia dan devisa luar negeri memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. Devisa Indonesia, terutama cadangan devisa, menjadi jaminan bagi investor asing bahwa pemerintah Indonesia mampu membayar kembali utang-utangnya dan mempertahankan nilai tukar rupiah. Di sisi lain, devisa luar negeri dapat digunakan untuk membiayai kegiatan investasi dan ekspor dalam negeri.

Selain itu, jumlah devisa yang dimiliki oleh Indonesia juga dapat menjadi indikator kesehatan perekonomian Indonesia. Semakin besar cadangan devisa yang dimiliki oleh Indonesia, maka semakin kuat juga perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan cadangan devisa dapat digunakan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, membayar utang luar negeri, dan juga memperkuat nilai tukar rupiah.

Kendati demikian, Jokowi juga menyebutkan bahwa ada beberapa sektor yang masih mampu memberikan kontribusi positif terhadap devisa, seperti sektor pariwisata dan industri kreatif. Oleh karena itu, pemerintah akan terus memperkuat sektor-sektor tersebut melalui berbagai kebijakan dan program.

Secara keseluruhan, pernyataan Jokowi tentang hilangnya devisa sebesar Rp 165 triliun menjadi sebuah peringatan penting bagi Indonesia untuk terus melakukan upaya-upaya dalam memperkuat perekonomian dan mengejar diversifikasi ekonomi. Pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan berkelanjutan untuk meningkatkan devisa negara dan mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan tambang yang rentan terhadap fluktuasi harga global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun