"Hai Mir, salam kenal, aku Boy, dan ini Lexi dan Lusi, mereka kembar." Ucap Boy sambil menyapaku.
      "Hai Boy, aku Mira," aku membalas sapaan Boy, "hai Lexi dan Lusi, salam kenal."
      "Mir, kamu tahu sekolah kita ini angker? Kabarnya ada orang yang meninggal loh disini" kata Lusi, seolah mencoba menakutiku.
      Ucapan Lusi seketika membuat aku diam. "Oke ini tidak lucu, hahaha..."
      "Udahlah, jangan begitu." Sahut Boy
Seketika Lusi mengambil jepit rambutku. Aku refleks menariknya dan jepit rambut itu loncat dari tanganku dan tangan Lusi, dan jatuh ke lantai 1. Mengingat kelasku ada di lantai 2, dan sekejap menggelinding ke belakang sekolah.
Lusi langsung meminta maaf kepadaku, akupun tidak memperpanjang masalah itu. Tetapi Boy berinisiatif, "Ayo kita harus bertanggung jawab mencari jepit rambut Mira, mungkin itu sesuatu yang berharga buat Mira" kata Boy.
Aku sebetulnya tidak mempermasalahkan. Buatku, Â aku bisa membeli baru, tetapi mereka bersikeras untuk mencarinya. Akhirnya dengan terpaksa akupun mengikuti mereka ke belakang sekolah kearah jepit rambutku terlompat dan menggelinding. Perasaanku semakin tidak enak, melihat hari sudah mau gelap, aku merasa tidak aman di sekolah ini
Kami berempat pun berjalan bersama mencari jepit rambutku, tanpa terasa sudah 30 menit kami mencari dan aku melihat waktu sudah menunjukan jam 4 sore. Kami sudah terlalu jauh dari sekolah, menuju kebelakang sekolah. Tibalah kami di bekas gedung sekolah lama, jaraknya hampir 1 kilometer dari gedung sekolah baru.
Aku melihat wajah tidak enak dari Lexi dan Lusi, mereka berkata "Boy sebaiknya kita kembali, ini tidak benar, ini tidak benar."
"Tidak, kalian harus bertanggung jawab," sahut Boy. "Ayo kita masuk kedalam, tenang saja tidak ada apa-apa didalam sini", lanjutnya.