Beberapa institusi pres hingga saat ini masih setia dalam memberikan informasi terbaru tentang kasus ini secara terbuka. Bila konsumsi masyarakat tinggi terhadap berita-berita dari sumber pers resmi, maka peluang untuk terjadi kesalahpahaman dan penyebaran berita bohong dapat diminimalisir. Beberapa pers seperti koran harian Kompas saya rasa sudah baik dalam memberitakan kasus ini dengan terbuka pada berbagai sudut pandang.
Â
Â
Masalah Moral
Â
Masalah yang ketiga adalah degradasi moralitas masyarakat. Tidak dapat dimungkiri, zaman "gadget society" sekarang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sifatnya memang memudahkan manusia. Namun era ini juga membawa dampak serius terhadap perubahan sikap dan tingkah laku manusia. Di antaranya kecenderungan manusia memprioritaskan sesuatu yang berbau materialistis dan pudarnya ikatan batin manusia dengan Tuhan.[5]
Â
Kehidupan manusia hendaknya tidak hanya berfokus pada satu aspek, materialistis. Manusia dalam hidupnya bersama sesama juga perlu mengembangkan "spiritual intelegence." Oleh sebab itu literasi terhadap buku-buku spritualitas, novel, dan self improvement perlu digalakkan untuk mengimbangi logical intelegence generasi "gadget society."
Â
Guru di sekolah dan guru spritualitas harus menjadi model yang baik bagi muridnya. Inilah yang dinamakan dengan literasi dalam pengalaman sehari-hari. Mengembangkan budaya moralitas ini bukan hanya sekadar teori, melainkan lebih ke praktik dan pembiasaan. Pendidikan moralitas harus menjadi perhatikan di dunia pendidikan kita. Ini adalah tentang moralitas pelajar Pancasila. Tata krama adalah identitas bangsa ini. Maka diperlukan sebuah pengulangan. Â Pengulangan adalah ibu pengetahuan (repetitio mater scientiarum est).
Â