Mohon tunggu...
Daniar Asyari
Daniar Asyari Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

@daniarasyarii

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Payung Hitam

2 Maret 2020   10:27 Diperbarui: 2 Maret 2020   15:43 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Temanku bawa mobil, kamu tidak perlu khawatir"

Aku melongo dibuatnya. Bagaimana ia bisa tahu aku akan menanyakan bagaimana ia akan pulang jika aku yang membawa pulang payungnya.

"Baiklah terima kasih" Ucapku.
Sampai saat ini aku masih belum tahu nama pria yang ada di hadapanku ini.

"Devin"

Tanpa sadar aku tersenyum mendengar namanya. Seperti nama perempuan pikirku. Aku suka namanya, lucu he he.

"Memang terdengar seperti nama perempuan. Devin Azzam. Apa masih terdengar seperti nama perempuan?" tanyanya

Aku menggelengkan kepalaku memberikan senyuman dan bergegas balik. Devin benar-benar menakjubkan.
Aku menyempatkan untuk menoleh ke belakang. Ternyata Devin masih berdiri disana. Menungguku hilang dari pandangannya dan ia melambaikan tangannya.
Tanganku terangkat membalas lambaiannya Devin

"Terima kasih, Dev"

Keesokan harinya aku memilih untuk jalan kaki  ke kampus. Memilih jalan yang kulalui kemarin sore.
Berharap bisa bertemu Devin kembali. Bukan karena apa aku hanya ingin mengembalikan payungnya dan ucapan terima kasih.

Aku melirikkan mataku pada payung hitam yang ada ditanganku.  Mengingat kejadian semalam yang membuatku malu. Bagaimana bisa aku mengira jika Devin itu makhluk astral? Padahal niatnya baik, aku tidak tahu harus bagaimana jika bertemu dengannya lagi.
"Rin!" panggil Fina yang tengah memarkirkan motornya di parkiran kampus.
"Tumben jalan kaki?" tanyanya
"Iya lagi kepingin aja"
"Cuaca cerah gini ngapain kamu bawa-bawa payung Rin? Sepertinya tidak akan hujan"
Aku mengangkat payung hitam ditanganku
"Ah, ini bukan punyaku, aku cuma mau mengembalikan payung"
"mengembalikan ke siapa?"
"Devin" ucapku
Fina menghentikan langkahnya tiba-tiba dan berbalik menatapku. Wajahnya terlihat terkejut sekali.
"kenapa? Kamu kenal Devin?" tanyaku
Dengan cepat Fina menggelengkan kepalanya. Berusaha mengembalikan raut wajahnya seperti biasa kembali " engga aku ga kenal, aku duluan ya Rin"
"Iya"

Kita berpisah di pertigaan koridor. Fina menuju kelasnya dan aku menuju kantin. Pikirku, kenapa Fina sangat kaget saat mendengar  nama Devin?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun