Buliran air hujan mulai turun membasahi gersangnya tanah. Gulungan awan mendung berada di atas langit. Hembusan angin dingin makin membuat suasana ini menjadi syahdu.
 Rintik hujan kini membasahi sebagian rambutku saat aku sedang perjalanan pulang.
Aku mempercepat langkahku saat hujan semakin deras. Mataku menyusuri tempat yang sekiranya bisa untuk berteduh.
 Sebuah toko yang sudah tutup menjadi tempat berteduhku. Berdesakan dengan orang-orang yang bernasib sama, lupa membawa payung.
 Aku pikir hujan hari ini akan lebat, melihat gulungan awan hitam memenuhi langit tanpa sisa. Awalnya aku berniat untuk menunggu hujan hingga reda. Namun hingga petang hujanpun masih setia untuk turun. Emperan toko yang tadinya berdesakan kini terasa lenggang. Hanya tinggal aku seorang, menunggu hujan hingga benar-benar reda.
"Hei!"
"Hei!!"
 Aku mendengar seseorang memanggil. Tapi aku tak menoleh karena menganggap itu hanya memanggil orang lain bukan aku.
"Hei!"
 Ternyata aku salah. Akhirnya aku mencari sosok tersebut. Tidak ada siapa-siapa, hanya ada gelapnya kota yang di terangi oleh lampu-lampu jalan.
 Pikiranku mulai kacau. Memikirkan hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.
 Tanpa berpikir panjang, aku pun menerobos gerimisnya hujan. Tak peduli hujan membasahi diriku. Aku hanya ingin mencari tempat yang ramai. Sayangnya, seseorang yang memanggil itu masih terdengar. Seolah-olah ia memanggilku. Bahkan suaranya terdengar semakin mendekat. Aku berusaha untuk tidak menoleh. Tidak ingin melihat hal buruk yang mungkin terjadi.
Â
"Hei"
 Lalu  aku berjalan terburu-buru hingga lupa kalau sekarang sedang hujan. Jalanan yang licin membuatku terpeleset. Namun, yang kurasakan sebuah tangan yang menahanku. Membuatku tidak terjatuh.