Mohon tunggu...
Dany Wahyudin
Dany Wahyudin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

"Saya adalah seorang penulis yang memiliki ketertarikan dalam berbagai jenis tulisan, mulai dari novel, artikel motivasi, hingga kabar berita terkini. Menulis bagi saya adalah cara untuk mengeksplorasi dunia imajinasi, memberikan inspirasi, dan menyampaikan informasi yang bermanfaat kepada pembaca. Melalui novel, saya berusaha menyentuh hati pembaca dengan cerita yang mendalam, sementara melalui tulisan motivasi, saya ingin memberi dorongan positif untuk menjalani kehidupan. Selain itu, saya juga sering mengikuti perkembangan berita terbaru untuk tetap relevan dan memberikan kabar yang akurat kepada masyarakat."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

NOVEL: Langkah Pertama di Puncak Dunia !

24 Desember 2024   09:41 Diperbarui: 24 Desember 2024   21:30 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinopsis

 Ravi, seorang pemuda dari desa terpencil di kaki gunung, memiliki impian besar yang tak terucapkan: menaklukkan puncak tertinggi dunia. Meski dibesarkan dalam keterbatasan, dengan ayah yang bekerja sebagai buruh kasar dan ibu yang sering sakit, ia selalu merasa ada yang lebih besar untuk dirinya. Setiap hari, ia memandang gunung yang menjulang di kejauhan, seolah menantangnya untuk mencapai puncaknya suatu hari nanti.

Suatu ketika, Tuan Saka, seorang pendaki profesional, datang ke desa mencari pemandu lokal. Ravi melihat ini sebagai kesempatan emas, meski sebelumnya selalu dianggap lemah karena tubuh kecilnya. Meski awalnya ditolak, Ravi tetap gigih melatih dirinya dan membuktikan bahwa keberanian lebih penting daripada ukuran fisik. Dalam perjalanan untuk menaklukkan puncak, Ravi tidak hanya mengatasi tantangan alam, tetapi juga tantangan dalam dirinya sendiri---mencari kekuatan dan keyakinan bahwa impian besar bisa dicapai, meski dimulai dari langkah kecil.

Bab 1: Di Bawah Bayangan Gunung

Di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung, Ravi duduk di depan rumahnya, memandang puncak gunung yang tertutup salju. Setiap hari, ia memandangi puncak itu, seakan ada panggilan yang tak pernah bisa ia abaikan. Dalam benaknya, gunung itu bukan hanya sekadar batu dan tanah yang dingin, tetapi lambang dari impian yang ingin ia capai---impian yang terasa jauh, tetapi tidak mustahil.

"Ravi, ambilkan air dari sumur!" suara ibunya terdengar dari dalam rumah.

Dengan cepat, Ravi bangkit. Ia melewati jalan setapak yang berdebu dan menuju sumur yang berada di ujung desa. Di sepanjang perjalanan, beberapa anak desa melewatinya dengan tertawa. Mereka tahu bahwa Ravi adalah pemuda dengan tubuh kecil dan kekuatan yang jauh dari kata sempurna.

"Ravi, mau jadi pendaki?" salah seorang anak mengejek. "Kamu bahkan bisa pingsan sebelum sampai ke setengah jalan!"

Ravi menundukkan kepala, menyembunyikan rasa sakit dari kata-kata itu. Namun, di dalam hatinya, ia memiliki keyakinan bahwa suatu hari nanti ia akan membuktikan mereka salah. Tidak dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan.

Sesampainya di sumur, ia melihat ibunya duduk di dekat api unggun, batuk keras. Ravi menggenggam ember air dengan kuat, memandang gunung di kejauhan sekali lagi.

"Aku akan sampai di sana, Ibu. Aku janji," gumamnya.

Bab 2: Pertemuan dengan Sang Pendaki

Pagi itu, suasana desa menjadi gempar. Seorang pria asing datang dengan perlengkapan pendakian lengkap---Tuan Saka, seorang pendaki profesional yang terkenal di kalangan para pendaki gunung.

"Selamat pagi, saya Tuan Saka. Saya mencari pemandu untuk pendakian saya di gunung ini," katanya kepada kepala desa.

Ravi yang sedang membantu ibunya segera mendekat. Begitu mendengar berita itu, ia langsung merasa ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. "Tuan, saya bisa membantu Anda. Saya tahu gunung ini dengan sangat baik," ujar Ravi, mencoba menawarkan diri.

Tuan Saka menilai Ravi dari atas hingga bawah dengan tatapan skeptis. "Kamu? Kamu sangat kecil dan tidak terlihat seperti seseorang yang bisa mengatasi gunung ini."

Namun Ravi tidak menyerah. "Saya memang kecil, tapi saya tahu jalan-jalan di gunung ini lebih baik daripada siapa pun di desa ini."

Tuan Saka tertawa ringan. "Kita lihat saja nanti. Kamu akan mulai dengan membawa barang-barang saya."

Ravi merasa sedikit tersinggung dengan sikap Tuan Saka, tetapi ia tahu ini adalah kesempatan pertama yang harus dimanfaatkan dengan baik.

---

Di bagian selanjutnya dari cerita Langkah Pertama di Puncak Dunia, kita akan melihat bagaimana Ravi membuktikan bahwa keberanian dan tekad lebih berharga daripada ukuran tubuhnya. Dengan latihan yang keras dan semangat yang tak pernah padam, Ravi akan mulai mengubah pandangan Tuan Saka dan teman-teman lainnya tentang apa yang dapat dicapai seseorang yang memiliki mimpi besar.

Akankah Ravi berhasil membuktikan bahwa impian besar tidak terbatas oleh fisik? Apakah pendakian pertama yang tampak mustahil ini akan menjadi titik awal perjalanan hidup yang lebih besar dari sekadar menaklukkan puncak gunung? Ikuti kelanjutan cerita inspiratif ini di artikel berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun