Mohon tunggu...
Burdani Dani
Burdani Dani Mohon Tunggu... Insinyur - Sastra Mengubah Dunia

Saya senang membaca, saya juga berusaha menuliskan sesuatu yang berguna bagi orang. Boleh jadi menjadikannya hiburan atau penggugah inspirasi bagi orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nonton Film Ancika

15 Januari 2024   17:27 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:59 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar : www.jawapos.com

“Aku belum beli Popcorn !”

Aku kembali lagi ke bagian depan bioskop dan membeli segalanya pada sarana anjungan makanan ringan. Terburu-buru aku membelinya, hingga tak kuhitung lagi kembalian uang yang kakak cantik berikan padaku.

Kami duduk tepat pada posisi yang sangat baik, kuteguk air mineral hilangkan lelah dan sedikit dahaga sambil amati jumlah penonton yang ada. Cukup banyak rupanya, mungkin film ini baru beberapa hari diputar sehingga antusias masyarakat cukup baik. Tak beberapa lama film pun diputar.

Gedung-gedung lama peninggalan Belanda di kota Bandung melatari setting film Ancika. Gaya berpakaian anak SMA dan anak kuliah tahun 90an. Membuat kami bernostalgia ke masa SMA dan masa perkuliahan dahulu.

Ancika cantik, body tinggi tegap, rambut pendek, putih kulitnya. Zaman itu akan cocok jadi Paskibraka. Sementara Dilan dengan motornya yang seadanya, begitulah cowok mahasiswa kala itu. Berpenampilan unik sederhana namun prestasi nomor satu tentunya.

Kampus dahulu sangat ramai oleh mahasiswa dengan kegiatannya masing-masing. Ruang Senat dan Himpunan selalu diisi dengan diskusi-diskusi santai atau serius. Lucunya saat rombongan mahasiswa baru dan mahasiswa lama berpapasan jalan. Suit-suitah, saling olok atau segala hal yang membuat ramai suasana akan dan pasti terjadi.

Dahulu Anak mahasiswa dekat dengan anak SMA sudah biasa, dekat hubungan asmara atau dekat secara  acara perlombaan-perlombaan anak SMA yang diadakan oleh Senat Mahasiswa. Kebayang kan jika perlobaan Basket Putri, wah mata kakak mahasiwa seperti menemukan oase di padang pasir. Selesai acara bisa kenalan dan canda-canda dengan cewek SMA Bandung yang cantik-cantik.

Alur Film Ancika membuatku mengingat semua lembar-lembar kenangan yang kutulis terpaksa atau senang hati dahulu. Aku coba menata hati dan realitanya kini, semua sudah terjadi. Namun satu yang harus tetap aku pegang. Idealismeku yang dahulu akan tetap sama sejak dulu hingga kini. Zaman telah berubah dan aku berada pada zaman yang berbeda dengan keadaan yang berbeda pula.

Bandung memang kota cantik yang akan selalu diingat siapapun. Sejuta kenangan akan dituliskan meski hanya berada saat di bawah payung di tengah hujan rintik di bawah pohon-pohon besar peninggalan Belanda di sepanjang jalan kota. Udara sejuknya seakan terus memanggil untuk kita rasakan dengan hati yang damai.

Bandung…1995

Kau ada untukku saat itu, menyapa hati dan menuliskan prasasti indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun