Mohon tunggu...
Burdani Dani
Burdani Dani Mohon Tunggu... Insinyur - Sastra Mengubah Dunia

Saya senang membaca, saya juga berusaha menuliskan sesuatu yang berguna bagi orang. Boleh jadi menjadikannya hiburan atau penggugah inspirasi bagi orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nonton Film Ancika

15 Januari 2024   17:27 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:59 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Waduh aku sudah dikuliahi 5 menit oleh pujangga kampus !” Kekasihku mengomel dan cubitan yang keras telah mendarat di perutku dan aku berteriak kesakitan.

Melihat aku kesakitan dia malah tertawa dan tangannya seperti pesawat tempur menukik dan menghujamkan cubitan lagi. Aku beranjak dan berlari, “ampun….ampun” tuan putri.

Kami berjalan pada jalan setapak di sela-sela rimbunnya pepohonan Teh, pemandangan bak karpet hijau raksasa nan indah menutupi lekukan bentang Bumi.

“Kata orang-orang kalau sepasang kekasih mengunjungi Situ Patenggang maka cinta mereka akan putus !”

“Ah, itu kan hanya mitos, kita gak boleh mempercayainya !” Aku berusaha menjelaskannya, meski hatiku juga bertanya darimana berita itu, aku baru mendengarnya.

“iya ini hanya cerita mitos, namun sedikit bergetar di hatiku,….hehehe” Kata dia sembari mengusap perlahan dadanya dengan nafas sedikit tertahan.

“Oh, iya kak, aku ditawari sebagai artis pengganti dari artis yang meninggal karena kecelakaan itu. Ada sebuah sinetron Teve swasta yang harus berlanjut ceritanya meski pemeran utamanya sudah meninggal.”

Kekasihku memang artis baru saat itu. Aku memangdang dari samping sisi wajahnya, memang ada sedikit kemiripan dari artis yang telah meninggal tersebut.

“Wah, kamu semakin terkenal dong !” Celotehku padanya.

“Kamu harus hati-hati juga dan jaga pergaulan di Jakarta nanti ya. Pengaruh lingkungan yang kuat kadang bisa meruntuhkan iman kita !”

Kekasihku sedikit terdiam dan menunduk, dia genggam lembut tanganku, hanya itu tak ada jawaban dan kata-kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun