Wajahmu seperti malaikat kesiangan dengan janji madu beralas racun
Senyummu terkulum munafik berdesir pantun
Kepalsuan gagah berbicara bohong setiap tahun
Meski protes keras sudah kau dengar hingga menjalar ke ubun-ubun
Tetap saja kau teriakkan kemewahan di depan kemiskinan dengan tak santun
----------------------------------------
Gigimu gemeretak kehausan darah rakyat yang merayap
Kau injak harga diri rakyat tanpa belas iba dalam pengap
Kau kuliti kepercayaan yang pernah memilihmu yang berkata siap
Naluri kau kesampingkan dan makan mewah hingga kalap
Telingamu tuli hingga semua terdengar senyap
----------------------------------------
Kini kau sedang berkuasa dan gembira hatimu
Bebas mempunyai apa saja untuk kesenangan keluargamu
Hatimu hitam dengan darah rakyat yang mengering karena gigitanmu
Tetesan darah hanyir tak tercium dalam rongga hidungmu
Hingga tidur terlelap pada malam kegelapanmu
----------------------------------------
Lihat tangis rakyat di ekor panjangmu yang terjuntai
Keringat lelah rakyat sudah berombak laksana drama pantai
Tak ada hembusan otot rakyat jelata untuk rehat santai
Mata mereka berdarah melihatmu dalam hujai rinai
Kecemburuan rakyat miskin meneteskan air liur hingga membasahi lantai
----------------------------------------
Rakyat terluka dengan pesona mewahmu pejabat durjana
Mereka memegang perut lapar melihatmu dengan terpana
Tak ada nasi dan laut pauk lagi dalam satu-satunya bejana
Kegundahan gulana berkitab-kitab merana
Hingga mereka berdoa datangkan kepadamu bencana
Gbr.dr: http://thementalrealm.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H