Mohon tunggu...
Dane Ethan
Dane Ethan Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Amatir

Ayo Menulis!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kupas Habis Fenomena Bullying

19 Agustus 2020   15:21 Diperbarui: 19 Agustus 2020   15:20 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, jika korban sebelumnya sudah memiliki masalah keluarga, depresi, atau trauma, maka bullying dapat membuat kehidupan korban lebih buruk dan bahkan dapat menaikan resiko bunuh dirinya. Bahkan dalam kasus serius, korban bisa sampai melakukan tindakan kriminal yang cukup serius seperti pembunuhan yang terjadi pada tahun 1999.

Pembunuhan itu dilakukan oleh dua orang siswa SMA di Colorado, AS, mereka mengambil 13 nyawa dan melukai lebih dari 20 orang, sebelum akhirnya mengambil nyawa mereka sendiri. Para pelaku sebelumnya melaporkan bahwa mereka memang sering menjadi korban perundungan. Mungkin hal ini tidak terjadi di lingkungan sekolahku, tetapi ini mengingatkan kita bahwa bullying bukanlah sebuah permainan dan dampaknya bisa menghancurkan kehidupan korban dan lingkungan sekitarnya.

Kita mungkin berpikir bahwa bullying hanya berdampak pada korban, namun kenyataannya berbeda, karena pelaku dan orang-orang yang menyaksikan turut menerima dampaknya secara tidak langsung. Meskipun terlihatnya pelaku sedang diuntungkan dalam bullying, tetapi kenyataan berbicara lain. Menurut laman resmi stopbullying.gov, pelaku perundungan atau bullying sebenarnya berpotensi tinggi untuk menjadi pribadi yang kasar atau abusive terhadap anak dan pasangannya, sering menggunakan narkoba dan alkohol, sering bertengkar dan merusak properti, dan meninggalkan sekolah.

Bystander atau orang-orang yang menyaksikan bullying juga sebenarnya menerima  dampaknya, seperti lebih berpotensi untuk merokok dan menggunakan tobako, mengalami depresi dan kecemasan, serta memutuskan untuk keluar dari sekolah. Jika kita sudah sadar akan dampak-dampak negatif bullying, apa solusinya?

Setelah aku memikirkan masalah ini, maka aku sadar bahwa solusinya tidaklah mudah, karena masalah ini sudah lama mengakar di masyarakat dan telah menjadi suatu penyakit sosial. Namun, bukan berarti tidak ada solusi, jika kita mencoba melihat dari kacamata korban, maka ia dapat melakukan beberapa hal untuk mengatasi masalah ini.

Pertama, korban tidak boleh sampai tunduk atau mengikuti kata-kata pelaku, misalnya saat dikatakan pecundang, ia seharusnya jangan berkecil hati melainkan ia harus ingat akan hal-hal positif mengenai dirinya. Kedua, korban juga dapat mencari teman-teman yang selalu ada dan siap mendukungnya sehingga korban tidak merasa sendirian dalam melawan pelaku.

Ketiga, korban dapat mencoba untuk menghindari pelaku, jika pelaku tidak mendapatkan reaksi yang diinginkan akhirnya ia juga pasti pergi dan tidak tertarik lagi. Keempat, korban harus berbicara tentang masalah ini dengan seseorang baik itu orang tua, teman, guru, maupun konselor, yang penting orang tersebut siap untuk mendengarkan dan membantu korban. 

Tidak hanya korban, keluarga juga harus melakukan sesuatu, mereka harus memastikan bahwa anak mereka mengerti cara berinteraksi dan memahami perasaan orang lain. Keluarga harus membuat anak tumbuh di lingkungan yang harmonis sehingga anak tidak menjadi korban atau pelaku bullying. Jika seorang anak menjadi korban bullying, maka keluarga harus berkomunikasi dengannya agar anak tersebut tidak merasa bahwa ia melawan masalah ini dengan sendirian.

Para guru juga dapat membantu korban dengan berbagai cara, seperti memisahkan korban dan pelakunya, memberitahu orang tua dan guru-guru lain, dan mencoba untuk mendukung korban. Meskipun pelaku melakukan tindakan yang salah, namun guru juga harus mendukungnya dengan cara memberitahu bahwa hal yang dilakukan merupakan suatu tindakan yang salah dan sebaiknya jika ia ingin menggunakan kekuatan dan pengaruhnya, ia harus mencari cara lain. Hal seperti ini yang biasa terjadi di lingkungan sekolahku, dimana guru-guru konselor membantu untuk menyelesaikan masalah antara pelaku dan korban. Namun, untuk mengatasi masalah ini secara efektif, dibutuhkan kooperasi dan tindakan dari berbagai pihak seperti korban, guru, dan orang tua. Tanpa koorperasi, masalah bullying atau perundungan tidak akan pernah selesai dan akan terus berlanjut ke generasi selanjutnya.

Kesimpulannya adalah bullying atau perundungan adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk menyakiti orang lain. Bullying dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu pemikiran atau kesehatan mental, keluarga, dan lingkungan pergaulan sang pelaku. Dampak dari bullying ternyata tidak hanya terhadap korban melainkan juga terhadap pelaku dan orang-orang yang menyaksikan. Agar kita dapat menyelesaikan masalah bullying maka dibutuhkan kerja sama dan tindakan baik dari korban, keluarga, dan guru-guru di sekolah.

Tanpa kerja sama dan tindakan yang konkret maka masalah ini akan berlanjut terus menerus dan merugikan kehidupan banyak siswa. Berikut adalah hasil laporan observasiku, Terima kasih sudah membacanya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun