Banyak sekali definisi seputar arti atau makna mengenai ideologi itu sendiri. Tetapi, pendapat paling general mengenai makna atau defini dari ideologi dapat diartikan sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, kelas sosial, bangsa, atau ras tertentu. Umumnya ideologi digunakan oleh para pemimpin dunia untuk mampu memberikan pengaruh yang dominan kepada rakyat dengan melihat atau tanpa melihat (artinya memperbaharui) budaya yang telah ada.Â
Berbagai ideologi awalnya adalah sebuah wacana. Sebuah kontruksi gagasan yang kemudian terorganisir menjadi suatu sistem tindakan sosial tertentu yang ampuh, dengan langkah manipulatif atau daya pengaruhnya yang besar, maka akan menampilkan kekuasaan juga, dan pada akhirnya menebarkan pengaruh atau doktrinnya kepada masyarakat.Â
Dalam perkembangannya, ideologi lambat laun berubah menjadi suatu pengaruh politik, dari yang awalnya merupakan pedoman, patokan, gagasan, dan pegangan hidup, merambat menjadi sesuatu yang bisa mengatur sistem politik, jika digerakkan dan berada dalam kondisi yang cukup masif juga, artinya adalah memiliki jangkaun kepentingan yang semakin luas. Ideologi menopang kekuasaan politik dominan. Hubungan atau komunikasi yang terjalin dalam ideologi kaitannya dengan politik dapat dikatakan asimetris atau tidak seimbang, dimana kelompok-kelompok elit yang berkuasa biasanya akan mendapatkan hak yang lebih istimewa dibandingkan dengan kelompok atau masyarakat-masyarakat kecil yang bahkan kesulitan mendapatkan hak-hak yang semestinya, meskipun itu sudah tertera dalam peraturan atau perundang-undangan kaidah kehidupan bernegara suatu bangsa.Â
Mempelajari ideologi adalah hak seluruh lapis individu, bukan berbicara lagi dalam skala bangsa, tetapi individu, artinya adalah masing-masing manusia. Ideologi bukan hanya soal politik, atau hanya boleh dipelajari oleh kalangan tertentu, bahkan seorang akademisi dan berbagai macam lapisan masyarakatnya berhak dan harus mempelajari mengenai ideologi, sejatinya agar dapat mempertimbangkan dan melihat sistem dari sudut pandang atau perspektif yang lebih luas dalam kaitannnya dengan pedoman kehidupan baik secara sosial maupun invididu masing-masing.Â
Corak ideologi telah bertumbuh dan berkembang. Perlahan tapi pasti, kita akan mempelajari mengenai berbagai macam ideologi yang ada di dunia, mulai dari Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme, Anarkisme, Anarkisme-Marxisme, dan Konservatisme.Â
CHAPTER 1: KAPITALISME
Kapitalisme berdasar pada sistem perekonomian yang menekankan peran kapital dalam hal ini adalah modal yang berbentuk kekayaan dalam segala jenis, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi. Dalam kaitannya dengan suatu sistem, terutama berkaitan dengan intrik sosial, maka kapitalisme lebih dari sekedar sistem perekonomian. Secara terbuka dan umum pada kaitannya dengan intrik sosial, kapitalisme dapat diartikan sebagai suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik dimana semua adalah milik pribadi
Sejarah kapitalisme berawal dari masa revolusi komersial dan revolusi industri yang ditandai dengan kehadirannya dunia modern. Sejak awal kemunculannya pada dunia modern, kapitalisme semakin mudah diartikan bagi simbol keserahakan, dimana sebuah sistem peredaran kekayaan akan terakumulasikan kebali oleh pemilik pribadi untuk memperoleh keuntungan yang double secara pribadi. Umumnya sifat kapitalis ini beredar luas bagi para pengusaha global, dimana mereka adalah orang-orang berpengaruh di dunia ini yang telah mempelajari pasar internasional yang digunakan untuk memanipulasi ekonomi demi mendapatkan keuntungan pribadi.Â
Kapitalisme pada masa kolonial dimulai pada abad 18 Masehi dan kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat laut dan Amerika Utara. Diprakarsai dari bentuk mengekspresikan kepemimpinan dan paham laissez faire menjadikan paham kapitalis menjadi sangat kuat dibenua eropa saat itu. Asumsi paling terkenal mengenai kemunculan awal paham kapitalis disebutkan oleh Adam Smith, yang mengatakan bahwa jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran adalah dengan membiarkan individu-individu mengejar kepentingan mereka sendiri tanpa keterlibatan perusahaan-perusahaan negara.Â
Barulah pada awal abad 20, Kapitalisme menghadapi berbagai tekanan dan ketegangan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Munculnya kerajaan-kerajaan industri yang cenderung menjadi birokratis dan terjadinya konsentrasi kepemilikan saham, artinya mulai ada intervensi dari pihak kerajaan-kerajaan yang mulai menguatkan aturan seperti undang-undang anti-monopoli, sistem perpajakan, dan jaminan kesejahteraan.Â
Adanya hal ini kemudian membawa kapitalisme dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan ekonomi dan sosial, sehingga lahirlah asumsi yang mengatakan bahwa hal ini hanyalah peralahan dari kapitalis liberal terhadap kapitalisme lanjut (late capitalism, organized capitalism, advanced capitalism)Â