Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Berkenalan dengan Si Cantik Gemoy

2 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 3 Februari 2024   08:35 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biji Adenium | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

3. Tunas.
Bagian tunas adenium tumbuh dari mata tunas yang ada di batang atau di bekas daun yang gugur. Tunas baru juga bisa tumbuh jika pucuk adenium dipotong, dari situ akan tumbuh tunas-tunas baru dengan daun yang lebih segar.

4. Bunga.
Bagian bunga adenium berbentuk sempurna, mempunyai benang sari dan putik bunga (biseksual). Pada umumnya bunga adenium berbentuk seperti terompet dengan kelopak bunga berjumlah 5 helai. Warna bunga juga bisa beragam tergantung spesiesnya. Pada saat ini bentuk fisik bunga adenium sudah sangat bervariasi yang dihasilkan melalui teknik rekayasa genetik. Sehingga tidak hanya berbentuk terompet, namun sudah tersusun rapi bahkan benar-benar menyerupai bunga mawar yang memiliki kelopak bunga yang bertumpuk, sangat populer dengan sebutan adenium bunga tumpuk.

5. Bonggol.
Bagian bonggol ini merupakan pembesaran dari pangkal batang dan akar. Bonggol adenium terletak di pangkal batang, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan air. Bonggol adenium dapat membesar menyerupai pokok pohon yang sudah berumur tua, sering dijadikan sebagai daya tarik tersendiri yang dapat menaikkan harga adenium menjadi sangat mahal.

6. Akar.
Bagian akar adenium adalah akar tunggang berdaging yang bisa membesar dan membentuk umbi yang unik. Umbi ini berfungsi untuk menyimpan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Umbi yang membesar ini bisa dimunculkan ke permukaan media tanam, sehingga tampak kokoh seperti bonsai.

7. Buah.
Adenium memiliki buah berupa folikel kembar berwarna kehijauan pucat ada juga yang berwarna kecoklatan, dengan panjang sekitar 10-22 cm. 

Buah Adenium | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)
Buah Adenium | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)
Kedua folikel bersatu di pangkal, lonjong sempit, agak melengkung, dan meruncing di kedua ujungnya menyerupai tanduk sapi. Buah adenium bersifat dehiscent, yaitu kulitnya akan membuka/merekah pada saat masak (maturity), untuk melepaskan biji di dalamnya. Buah akan masak kurang lebih 2-4 bulan. Kulit buah yang sudah matang kemudian akan mengering.

8. Biji.
Biji adenium berada di dalam buah adenium dan tersusun dengan rapi. Biji-biji tersebut berbentuk seperti potongan lidi kecil-kecil, yang dilekati bulu-bulu di kedua ujungnya. Jika buah terbelah, biji adenium secara alami akan menyembul karena bulu-bulunya mengembang. 

Biji Adenium | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)
Biji Adenium | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)
Dengan bulu-bulu itu, biji adenium akan mudah diterbangkan angin. Adenium yang dibudidayakan, agar bijinya tidak diterbangkan angin, sebelum merekah buah diikat dengan tali atau bahan apa saja yang dapat menahan agar buah tidak merekah lebar. Pengikatan tidak perlu keras, cukup diikat sedang saja. Jika terlihat buah sudah terbuka, biji-biji adenium dapat diambil dan dilepaskan dari bulu-bulunya.

Selain bagian-bagian tersebut, tanaman adenium juga mengandung banyak getah yang bening, encer dan lengket. Biasanya banyak keluar jika batang, daun, akar, atau bagian lain yang patah atau terkelupas kulitnya.

Untuk perhatian, bahwa getah adenium berpotensi beracun, karena itu harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan. Demikian pula pada saat melakukan perawatan tanaman, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dengan selalu menggunakan sarung tangan atau menutup tangan dengan kantong plastik saat memegangnya.

Gejala berat yang bisa muncul akibat tertelan getah adenium di antaranya gangguan irama jantung (bradikardia, takikardia), hipotensi (tekanan darah rendah), lemas, pusing, dan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, kolik, diare, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun