Dengan begitu, membudidayakan bawang merah saat ini masih merupakan peluang pasar yang potensial dan dapat menjadi motivasi bagi petani untuk meningkatkan produksi bawang merah.
Persyaratan dasar menanam bawang merah
Persyaratan yang paling mendasar dalam menanam bawang merah adalah memahami kondisi tanah yang akan digunakan untuk budidaya bawang merah. Pada prinsipnya budidaya bawang merah itu mudah dilakukan, sebab bawang merah dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, dengan ketinggian 0 hingga 1000 m dpl. Suhu udara antara 25-320C.
Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal, kondisi tanah yang paling sesuai untuk tanaman bawang merah adalah tanah yang mengandung bahan organik yang cukup, dan mempunyai tekstur sedang sampai liat. Struktur tanah berpori dan tidak menampung air, dengan kelembaban yang cukup, antara 50-70%.
Kondisi tanah yang cukup lembab dengan air yang tidak menggenang, sangat disukai tanaman bawang merah. Penting juga diperhatikan, lahan harus memiliki drainase dan aerasi yang baik, serta lahan benar-benar terbuka. Sebab pertumbuhan bawang merah akan baik jika memperoleh paparan sinar matahari secara langsung dan maksimal.
Waktu untuk budidaya tanaman bawang merah, bisa dilakukan pada musim kemarau maupun musim penghujan. Menanam bawang merah di musim hujan biasanya dilakukan untuk tanah tegalan tadah hujan, sedangkan menanam bawang merah pada saat musim kemarau, biasanya dilakukan pada lahan sawah yang mempunyai persediaan air yang cukup,Â
Pengolahan lahanÂ
Lahan yang akan ditanami bawang merah digemburkan, sekaligus dibersihkan dari rumput-rumput liar yang tumbuh. Peralatan yang digunakan seperti biasanya yaitu cangkul atau mesin kultivator, arit, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan.
Kemudian tegalan dibuat bedengan dengan lebar antara 1-1,2 m, tinggi antara 20-25 cm, dan dibuat parit sekitar 40 cm. Permukaan bedengan dibuat rata. Tambahkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar pada tanah yang sudah digemburkan.
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak, biasanya yang banyak digunakan petani, berasal dari peternakan ayam, kambing, atau sapi.
Pupuk kandang sering digunakan sebagai pupuk dasar, karena banyak mengandung nitrogen, fosfor, kalium sebagai unsur hara makro yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Disamping itu juga mengandung unsur hara mikro seperti kalsium, magnesium, dan sulfur.
Pupuk kandang yang biasa saya gunakan ialah pupuk kandang ayam. Karena mudah diperoleh, dan dalam beberapa referensi, pupuk kandang ayam dianggap mempunyai kandungan unsur P yang relatif lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang yang lain.
Kandungan yang lainnya, bahwa pada umumnya kandang ayam dipenuhi dengan sekam padi yang digunakan sebagai alasnya. Sekam padi merupakan campuran media tanam yang sangat bagus, karena berfungsi sebagai pengikat unsur hara yang ada dalam tanah, sehingga media tanam akan selalu tersedia nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Karena itu, pupuk kandang ayam mudah terdekomposisi dan mempunyai kandungan hara yang cukup.