Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dirgahayu Republik Indonesia: Momentum Instrospeksi

17 Agustus 2023   09:30 Diperbarui: 17 Agustus 2023   09:51 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Sehat | Foto: Wahidi Setiadi (Dok. pribadi)


Menggaungkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa

Akhir-akhir ini banyak ditampilkan di media, baik dari kalangan pejabat publik, pelajar, mahasiswa, juga dari anggota masyarakat, yang kesulitan menghafal butir-butir Pancasila. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin hari semakin menjauh dalam memaknai Pancasila secara utuh. Berbagai gejala yang terjadi di lingkungan masyarakat itu, terutama yang bersifat negatif harus diantisipasi, demi merealisasikan NKRI Harga Mati.

Jika Pancasila selama ini hanya dibacakan pada saat upacara bendera atau acara seremonial belaka, maka dapat dimaklumi hanya sebatas itu pula Pancasila dipahami oleh masyarakat Indonesia. Tanpa ruh dan kosong makna, apalagi diaktualisasikan.

Karena itu sangat diperlukan energi yang besar untuk menggaungkan kembali nilai-nilai Pancasila yang telah terbukti menjadi perekat keutuhan bangsa, dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai ragam budaya dan adat istiadat. Semua perlu dilakukan untuk mengantisipasi jangan sampai NKRI Harga Mati hanya menjadi kata-kata semboyan yang hampa, tapi harus menjadi sikap nasionalisme yang mutlak bagi seluruh anak bangsa.


Membangun kembali karakter bangsa 

Karakter merupakan tata nilai kebaikan akhlak dan moral dalam diri manusia. Karakter ini menjadi landasan seseorang dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Sedangkan karakter bangsa merupakan landasan kolektif dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku warga negara, berlangsung secara terus menerus yang kemudian mengelompok.

Saat ini sangat banyak persoalan yang dihadapi negeri ini, terutama tantangan yang datang dari dalam, dengan dalih demokrasi dan kebebasan menyampaikan pendapat. Akibatnya beberapa karakter bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang mulai berubah ke arah yang memprihatinkan.

Sikap religius, santun, sabar, saling menghormati, saling menghargai, dan mengutamakan musyawarah, saat ini cenderung bersifat destruktif. Umpatan, ancaman, intimidasi, menjadi perilaku utama dalam melakukan aktivitas bermasyarakat.

Namun apa pun tantangannya, tidak boleh pesimis dan kehilangan jati diri. Apalagi kehilangan semangat. Untuk itu diperlukan sikap selalu optimis dan berfikir positif. Sebab keberagaman budaya Indonesia merupakan modal besar dalam membangun karakter bangsa. Setiap daerah mempunyai keunikan tersendiri dan mengandung kearifan lokal.

Dengan mencontoh perjuangan yang dilakukan para pejuang terdahulu, semangat nasionalisme sebagai karakter bangsa harus tetap dibangun, untuk menghadapi semua tantangan yang timbul, terutama tantangan yang akan dihadapi di masa depan.

Karakter bangsa dapat dibangun dengan membentuk kebiasaan baik, dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, serta lingkungan yang lebih luas lagi yaitu bangsa dan negara. Untuk itu, hendaknya pembangunan karakter bangsa menjadi prioritas utama, agar bangsa Indonesia terhindar dari berbagai krisis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun