Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak di Tengah Gunung Sampah

19 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 29 Juli 2023   10:25 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak Di Tengah Gunung Sampah

Menunduk, wajahnya lesu
: Ibu aku ingin sekolah
  Tidak ingin di tengah tumpukan sampah
  Tidak ingin menjadi sampah

Dalam diam, ia menatap bangunan sekolah
: Ibu aku bisa menjadi juara kelas
  Tidak hanya memunguti plastik dan kertas
  Tidak hanya tengadahkan tangan memelas

Wajahnya tegak menghadang, tak boleh asa sirna
: Ayah, bantu aku berdiri dan berlari
  Akan kubawa segenggam api
  Akan kubakar semangat diri

Matanya bercahaya, menatap masa depan
: Ayah, beri aku cangkul
  Aku gali semua mimpi-mimpiku
  Aku tanam harapan-harapanku

Musim telah berulang berganti
Sampah bahkan tambah menggunung
Manusia semakin banyak merubung

Ibu, kini telah pandai aku,
Ayah, lihat telah kekar tubuhku,
Mari ibu, aku naikkan derajatmu
Mari ayah, aku angkat harkat martabatmu

(*)

Baca juga: Di Arafah

Baca juga: Surat Tukang Becak Untuk Istrinya Di Kampung 

Juli 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun