Kasih dan sayang merupakan salah satu kesempurnaan hidup manusia di dunia. Rasa kasih-sayang akan membuat manusia turut merasakan sedih melihat penderitaan sesama makhluk, dan berusaha untuk meringankannya, sehingga dengan itu dia mempunyai kemampuan untuk menghapuskan penderitaannya.
Lebih jauh dari itu, kita dapat merasakan kesedihan ketika melihat kekeliruan orang lain yang mengakibatkan keburukan pada orang itu dan ingin mengubah kekeliruan itu menjadi kebaikan, serta mendo'akannya agar mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Maka menjadi jelas bahwa tanpa kasih-sayang merosotlah hakikat kemanusiaan. Sebab hewan saja masih memiliki rasa kasih-sayang walau hanya sebatas pada kelompok, jenis, atau keturunannya sendiri. Dengan demikian, kasih-sayang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena Allah SWT pun menerima taubat dengan rasa sayang-Nya terhadap makhluk ciptaanNya. Untuk itu kita sebagai makhluk ciptaanNya harus sadar bahwa Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Â Sebaliknya Allah SWT memberikan konsekuensi terhadap manusia yang memiliki hati yang kejam, dan tidak ada rasa kasih dan sayang.
Kasih-sayang, dalam bahasa Al Qur'an disebut Ar-Rahman dan Ar-Rahim, merupakan sifat Allah SWT yang paling menonjol dari sifat-sifat yang lainnya. Keduanya sering sekali disebutkan secara bersamaan. Salah satunya Allah SWT berfirman, "Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya ? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia." (QS.Al-Hajj 65).
Ar-Rahman (Maha Pengasih) bagi Allah tidak hanya ditujukan kepada suatu kelompok saja tetapi meliputi seluruh alam wujud dan tersebar merata. Rasa kasih (Rahmat), diberikan Allah SWT kepada seluruh makhlukNya di alam raya ini dengan tidak pandang bulu. Â Muslim atau kafir, tua atau muda, bangsawan atau rakyat jelata dan sebagainya, semua mendapatkan rahmat-Nya.
Rasulullah SAW menerangkan dalam sebuah hadits, "Kasih-sayanglah pada apa yang ada di bumi, maka Allah akan melimpahkan rahmat pada kita."Â (Muslim-Thabrani).
Sedangkan dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman, "Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan murkaKu."
Lain halnya dengan rasa sayang Allah SWT (Ar-Rahim), ini hanya diperuntukkan bagi hambaNYA secara khusus, yakni hamba yang juga mempunyai rasa sayang kepada Allah SWT saja, yang paling tekun, paling gigih, paling berjibaku dalam mendekatkan diri kepadaNya, serta menjalin hubungan baik (kasih-sayang) terhadap sesamanya.
Dalam Al Qur'an sangat banyak anjuran untuk selalu bersikap kasih-sayang terhadap sesama manusia, diantaranya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."Â (Q.S Â Ali 'Imran: 59).
Dengan demikian kita harus sering-sering membina rasa kasih-sayang tersebut, agar rahmat Allah selalu dilimpahkan kepada kita semua. Kalau kita selalu bersikap sombong atau tidak mengasihi sesama makhluk, maka Allah tidak akan memberikan kasih sayangNya, seperti sabda Rasulullah SAW, "Barang siapa yang tidak berkasih sayang kepada sesama manusia, maka ia tidak dikasihani Allah SWT."Â (HR Bukhari).
Dalam hadis lainnya dinyatakan oleh Rasulullah SAW,"Barang siapa yang tidak mengasihi penduduk bumi, maka ia tidak akan dikasihani juga oleh penduduk langit." (HR At-Thabrani).
Sifat kasih sayang ini adalah akhlak yang mulia yang dipunyai oleh Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Oleh karena itu, sepantasnyalah jika kita memiliki sifat kasih-sayang, lalu kita jadikan sebagai sifat yang harus menonjol bagi seorang mukmin.
Kita sebagai muslim dan sebagai khalifah di muka bumi ini, harus banyak mencontoh keteladanan nabi besar Muhammad SAW, dan kita harus bersyukur kepada Allah SWT atas rahmatNya yang telah mengutus seorang pembawa kabar gembira: Nabi Muhammad SAW, untuk mengajarkan serta mengajak kita semua menuju ke titik sasaran hidup yang hakiki.
Sifat kasih-sayang antar sesama makhluk Allah, tidak hanya ditujukan pada arah tertentu, tetapi harus menyeluruh sebagaimana yang diriwayatkan oleh para sahabat ketika Rasulullah SAW bersabda: "Kalian tidak benar-benar beriman sebelum berkasih-sayang", dan para sahabat pun menyahut: "yaa Rasulullah, kita semua sudah saling berkasih sayang" Rasulullah SAW pun menanggapi: "Bukan kasih-sayang antara seorang dengan temannya saja, melainkan kasih-sayang secara umum."Â (HR At-Thabrani)
Semoga Allah SWT mencabut segala sifat dzalim dari diri kita dan menggantikannya dengan sifat kasih-sayang, serta selalu menjaga rasa kasih-sayang yang telah tertanam dalam hati kita dan tidak mencabutnya karena kedzaliman kita di masa lalu, sehingga kita tidak terpuruk kepada kenistaan yang lebih rendah tarafnya dari sifat hewan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H