Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnasku Sayang, Timnas Perlu Ditimang. Patahnya Mimpi Garuda Muda

30 Maret 2023   09:57 Diperbarui: 30 Maret 2023   10:07 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagal sebagai tuan rumah bukan karena menolak Israel.

Dalam keterangan resmi FIFA melalui website resminya, justru bukan penolakan peserta piala dunia U20 yang disinggung tetapi tragedi Oktober 2022 lah yang menjadi perhatian resmi FIFA. Tragedi ini mungkin dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan, tragedi terburuk dalam sejarah sepakbola Indonesia bahkan salah satu tragedi terbesar sepakbola Indonesia. Setidaknya ada 135 orang yang harus merenggang nyawa dalam tragedi ini. Disaat sepakbola Indonesia mulai kembali hidup pasca pandemi Covid, justru terjadi tragedi yang sangat tidak di inginkan oleh semua orang.

Semua pecinta sepakbola mungkin masih phobia dengan tragedi ini, termasuk penulis sendiri. Bagaimana tidak, korban yang seharusnya merasakan suka cita ketika mengawal tim kebanggaan nya berakhir menjadi tragedi berdarah dan tragedi terburuk yang tidak boleh terulang kembali. Bahkan semua pihak sudah khawatir jika tragedi ini akan menjadi trigger pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah. Sebagai tuan rumah yang baik tentu Indonesia harus menjaga keselamatan para tamu undangannya.

Tragedi kanjuruhan selain mengundang tangis bagi para korban dan keluarga korban, juga mengundang perhatian lebih para pengamat sepakbola Indonesia. Mulai dari kasus yang melibatkan aparat keamanan, sampai LIB sebagai penyelenggara yang dianggap lalai bahkan sampai gas air mata yang di larang FIFA untuk di gunakan di stadion. Lahirnya Tim Gabungan Pencari Fakta, sampai pelanggaran HAM yang terjadi pada hari itu. Sampai Menkopolhukam Mahfud MD mempersilakan Komnas HAM untuk mengusut kasus itu kembali (27/03/2023).

FIFA tidak salah menitikberatkan perihal keamanan tuan rumah. Sebagai asosiasi induk sepakbola dunia, FIFA memikul tanggung jawab besar sebagai penyelenggara resmi piala dunia. Apabila keselamatan para pemain yang berlaga di piala dunia U20 tidak terjamin, maka bukan tidak mungkin bahwa FIFA sebagai pihak pertama yang akan dimintai pertanggung jawabannya oleh asosiasi sepakbola masing masing negara dan para pemerintah negara peserta. Maka sebagai organisasi internasional, FIFA memiliki hak untuk mempertimbangkan keselamatan pada penyelenggaraan setiap event-nya.

Kerugian Indonesia.

Batalnya menjadi tuan rumah piala dunia tentu berimbas kepada kerugian yang di alami Indonesia. Pembibitan pemain sepakbola di Indonesia sudah lama di galakan, namun dengan berhasilnya Indonesia menjadi tuan rumah sebagai bentuk nyata regenerasi atlet sepakbola Indonesia. Bersinar nya garuda muda saat ini bentuk asa baru timnas Indonesia, tentu di saat semangat garuda muda yang berkobar apabila piala dunia U20 gagal tentu mematahkan impian para punggawa garuda muda.

Harus diakui sepakbola Indonesia bukan titik fokus dunia internasional. Maka apabila penyelenggaraan piala dunia U20 berhasil ikut membuka mata dunia bahwa indonesia memiliki talenta muda sepakbola. Indonesia memiliki fans sepakbola yang sangat besar atensi lebih dunia internasional tentu ikut memajukan persepakbolaan di Indonesia mulai dari tujuan pemain internasional untuk berkarir sampai mengundang penonton dan sponsor akan sangat membantu sepakbola di Indonesia.

Tak hanya itu, kerugian negara untuk mempersiapkan ajang bergengsi ini juga berkocek besar yang berasal dari kantong negara. Setidaknya menurut mantan Menpora Zainudin Amali pada Juni 2022, Kemenpora mengeluarkan 500 Miliar untuk persiapan Piala dunia. Tentu anggaran ini cukup besar bagi Indonesia meskipun nominal itu masih kurang untuk Indonesia menyelenggarakan piala dunia U20. Namun pengeluaran sebesar itu bukan artinya tanpa perhitungan matang, setidaknya Indonesia apabila jadi menyelenggarakan event ini akan mendapatkan keuntungan. Mulai dari tiket penonton yang terjual, kehadiran turis asing, hak siar, maupun sponsor akan masuk kas negara. Tentu ketika Indonesia gagal menjadi tuan rumah akan menjadi pepesan kosong bagi Indonesia. Pemerintah akan terasa sia-sia dalam mempersiapkan ajang terbesar sepakbola ini.

Tentu ini tamparan besar bagi Indonesia agar membangun persepakbolaan dalam negeri lebih serius lagi. Semua elemen harus mendukung kemajuan dan keberlangsungan sepakbola di Indonesia. Masyarakat diharapkan dapat mendukung, pemerintah tentu harus memperhatikan nasib sepakbola tanah air, atlet yang berlaga juga di harapkan lebih serius dan fokus untuk membela negaranya dan elemen pendukung lainnya di harap dapat membangun penyelenggaraan sepakbola di tanah air.

Semoga kejadian serupa tak terjadi lagi pada kemudian hari. Terimakasih kepada para pembaca. Semoga hal-hal baik menyertai para pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun