Rabu (29/03/2023) FIFA menyatakan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U-20 tahun 2023. Garuda muda gagal menjamu para atlet sepak bola muda terbaik dari seluruh penjuru dunia. Momentum sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar di dunia mungkin sulit didapat. Setidaknya Malaysia adalah salah satu negara dari asia tenggara yang beruntung yang pernah bertindak sebagai tuan rumah piala dunia U20. Namun apabila FIFA tidak membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia, maka asia tenggara membutuhkan 26 tahun untuk dilirik dunia sebagai penyelenggara ajang sepakbola bergengsi ini.
Salah satu keuntungan Indonesia sebagai tuan rumah adalah, para garuda muda akan mendapatkan "Wild Card" untuk tampil sebagai peserta piala dunia. Ini mungkin kesempatan emas bagi para garuda muda untuk mendapatkan pelajaran penting atau sebagai pengalaman bertanding dengan tim papan atas FIFA Rank. Sebagai negara yang notabene-nya bukan langganan peserta piala dunia, mungkin timnas Indonesia tidak memiliki mental sekuat negara-negara lain yang memiliki sejarah apik di piala dunia tentu ini sebagai bekal melatih mental para garuda muda.
Piala dunia U20 juga menampilkan para bintang muda kulit bundar dari seluruh dunia. Bayangkan apabila garuda muda jadi tampil pada piala dunia U20 maka timnas akan bertarung dengan pemain Premier League seperti Andrey Santos yang baru saja masuk squad Blue Devils (Chelsea) dan Jhon Duran yang bermain di Aston Villa. Selain itu piala dunia U20 berperan sebagai pencetak bintang masa depan sepakbola dunia. Pemain sekelas Lionel Messi dan Paul Pogba pun pernah membela negara mereka pada ajang piala dunia U20 dan masih banyak bintang sepakbola lain yang pernah membela negaranya pada ajang bergengsi ini.
Menolak Timnas Israel
Kehadiran ajang bergengsi ini tidak serta merta tanpa konflik pada penyelenggaraannya. Bali yang di tunjuk untuk drawing peserta piala dunia menyatakan keberatan atas kehadiran timnas Israel. Sikap Indonesia yang menentang aksi kolonialisme terhadap Palestina, dan sikap pemerintah yang tidak melakukan diplomasi bilateral dengan Israel mungkin selalu membuat sinisme bagi masyarakat Indonesia terhadap Israel.
Bahkan penolakan timnas Israel ini di sampaikan secara tegas oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan di amin kan oleh wakil Gubernur Bali yang sering disapa Cok Ace. Kedua orang paling berpengaruh di pulau dewata ini mengatakan sikap ini mewakili masyarakat Bali. Setelah statement itu terucap, pro-kontra terjadi pada masyarakat Indonesia. Bagi mereka yang setuju atas sikap Pemprov Bali berpendapat sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina, sedangkan masyarakat yang bertolak belakang dengan penyataan tersebut merasa politik internasional harus dipisahkan dengan olahraga.
Dubes Palestina di Indonesia sebagai panjang tangan pemerintah Palestina mengatakan bahwa kehadiran timnas Israel tidak merubah solidaritas Indonesia terhadap warga Palestina yang telah terjalin selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Sedangkan pernyataan resmi pemerintah yang disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo juga meminta seluruh elemen mendukung keberlangsungan piala dunia U20 dan menyatakan sikap Indonesia yang Pro-Palestina tidak akan berubah meskipun timnas Israel tampil di piala dunia U20.
Langkah PSSI
PSSI sebagai organisasi yang menaungi olahraga sepakbola di Indonesia bahkan secara langsung untuk menyambangi Presiden FIFA. Erick Thohir sebagai nahkoda baru PSSI bertemu dengan presiden FIFA Gianni Infantino di Doha Qatar. Bahkan Erick Thohir membagikan proses untuk berkomunikasi dengan pihak FIFA melalui kanal instagram resminya. Namun komunikasi yang dilakukan ternyata tidak dapat membantu Indonesia untuk menjadi tuan rumah piala dunia U20 sampai akhirnya FIFA mem-publish pernyataannya pada website resminya. Kemesraan presiden FIFA dengan presiden Jokowi pada waktu lalu bak hilang begitu saja.
Erick Thohir bukan orang baru di sepakbola, maka sudah dapat disimpulkan komunikasi yang dilakukan dengan presiden FIFA sudah semaksimal mungkin. Bahkan, rasa-rasanya Erick Thohir adalah representasi terbaik untuk sepakbola indonesia. Sepak terjangnya yang pernah menjadi pemilik club Internazionale, Mahaka (Perusahaan Erick Thohir) yang pernah menyelenggarakan Piala Presiden sampai keberhasilan Erick menyelenggarakan Olimpiade Asia Musim panas tahun 2018 lalu. Maka dengan begitu kepercayaan insan sepakbola di Indonesia sangat tinggi kepada Erick Thohir.
Gagal sebagai tuan rumah bukan karena menolak Israel.
Dalam keterangan resmi FIFA melalui website resminya, justru bukan penolakan peserta piala dunia U20 yang disinggung tetapi tragedi Oktober 2022 lah yang menjadi perhatian resmi FIFA. Tragedi ini mungkin dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan, tragedi terburuk dalam sejarah sepakbola Indonesia bahkan salah satu tragedi terbesar sepakbola Indonesia. Setidaknya ada 135 orang yang harus merenggang nyawa dalam tragedi ini. Disaat sepakbola Indonesia mulai kembali hidup pasca pandemi Covid, justru terjadi tragedi yang sangat tidak di inginkan oleh semua orang.
Semua pecinta sepakbola mungkin masih phobia dengan tragedi ini, termasuk penulis sendiri. Bagaimana tidak, korban yang seharusnya merasakan suka cita ketika mengawal tim kebanggaan nya berakhir menjadi tragedi berdarah dan tragedi terburuk yang tidak boleh terulang kembali. Bahkan semua pihak sudah khawatir jika tragedi ini akan menjadi trigger pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah. Sebagai tuan rumah yang baik tentu Indonesia harus menjaga keselamatan para tamu undangannya.
Tragedi kanjuruhan selain mengundang tangis bagi para korban dan keluarga korban, juga mengundang perhatian lebih para pengamat sepakbola Indonesia. Mulai dari kasus yang melibatkan aparat keamanan, sampai LIB sebagai penyelenggara yang dianggap lalai bahkan sampai gas air mata yang di larang FIFA untuk di gunakan di stadion. Lahirnya Tim Gabungan Pencari Fakta, sampai pelanggaran HAM yang terjadi pada hari itu. Sampai Menkopolhukam Mahfud MD mempersilakan Komnas HAM untuk mengusut kasus itu kembali (27/03/2023).
FIFA tidak salah menitikberatkan perihal keamanan tuan rumah. Sebagai asosiasi induk sepakbola dunia, FIFA memikul tanggung jawab besar sebagai penyelenggara resmi piala dunia. Apabila keselamatan para pemain yang berlaga di piala dunia U20 tidak terjamin, maka bukan tidak mungkin bahwa FIFA sebagai pihak pertama yang akan dimintai pertanggung jawabannya oleh asosiasi sepakbola masing masing negara dan para pemerintah negara peserta. Maka sebagai organisasi internasional, FIFA memiliki hak untuk mempertimbangkan keselamatan pada penyelenggaraan setiap event-nya.
Kerugian Indonesia.
Batalnya menjadi tuan rumah piala dunia tentu berimbas kepada kerugian yang di alami Indonesia. Pembibitan pemain sepakbola di Indonesia sudah lama di galakan, namun dengan berhasilnya Indonesia menjadi tuan rumah sebagai bentuk nyata regenerasi atlet sepakbola Indonesia. Bersinar nya garuda muda saat ini bentuk asa baru timnas Indonesia, tentu di saat semangat garuda muda yang berkobar apabila piala dunia U20 gagal tentu mematahkan impian para punggawa garuda muda.
Harus diakui sepakbola Indonesia bukan titik fokus dunia internasional. Maka apabila penyelenggaraan piala dunia U20 berhasil ikut membuka mata dunia bahwa indonesia memiliki talenta muda sepakbola. Indonesia memiliki fans sepakbola yang sangat besar atensi lebih dunia internasional tentu ikut memajukan persepakbolaan di Indonesia mulai dari tujuan pemain internasional untuk berkarir sampai mengundang penonton dan sponsor akan sangat membantu sepakbola di Indonesia.
Tak hanya itu, kerugian negara untuk mempersiapkan ajang bergengsi ini juga berkocek besar yang berasal dari kantong negara. Setidaknya menurut mantan Menpora Zainudin Amali pada Juni 2022, Kemenpora mengeluarkan 500 Miliar untuk persiapan Piala dunia. Tentu anggaran ini cukup besar bagi Indonesia meskipun nominal itu masih kurang untuk Indonesia menyelenggarakan piala dunia U20. Namun pengeluaran sebesar itu bukan artinya tanpa perhitungan matang, setidaknya Indonesia apabila jadi menyelenggarakan event ini akan mendapatkan keuntungan. Mulai dari tiket penonton yang terjual, kehadiran turis asing, hak siar, maupun sponsor akan masuk kas negara. Tentu ketika Indonesia gagal menjadi tuan rumah akan menjadi pepesan kosong bagi Indonesia. Pemerintah akan terasa sia-sia dalam mempersiapkan ajang terbesar sepakbola ini.
Tentu ini tamparan besar bagi Indonesia agar membangun persepakbolaan dalam negeri lebih serius lagi. Semua elemen harus mendukung kemajuan dan keberlangsungan sepakbola di Indonesia. Masyarakat diharapkan dapat mendukung, pemerintah tentu harus memperhatikan nasib sepakbola tanah air, atlet yang berlaga juga di harapkan lebih serius dan fokus untuk membela negaranya dan elemen pendukung lainnya di harap dapat membangun penyelenggaraan sepakbola di tanah air.
Semoga kejadian serupa tak terjadi lagi pada kemudian hari. Terimakasih kepada para pembaca. Semoga hal-hal baik menyertai para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H