Mohon tunggu...
Dandi M S.S.M.
Dandi M S.S.M. Mohon Tunggu... Konsultan - Pembaca

Hi warga Kompasiana, nama saya Dandi Mailana Saputra.,S.M. Full time Business Part time Blogger Kegiatan saya dapat kalian kunjungi di instagram @dandi_m_s

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Duet Prabowo-Ganjar. Berani Diaadu?

28 Maret 2023   21:44 Diperbarui: 28 Maret 2023   21:52 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram.com/Ganjar_pranowo

Akhir tahun 2023 menjadi agenda politik yang sangat padat. Para calon presiden dan calon wakil presiden harus segera menemukan pasangannya, dan partai politik pun harus memutuskan gabung ke gerbong (koalisi) yang mana. Sejak akhir 2022 sudah banyak terlihat Bakal Capres dan Cawapres yang bermunculan di masyarakat. Nama ini di dominasi oleh pimpinan partai, menteri dan para Gubernur di Indonesia. Mulai dari Prabowo Subianto, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Airlangga Hartarto, dan banyak nama lainnya yang masuk Bursa Capres-Cawapres.

 Ambang batas presiden atau Presidential Threshold sebesar 20% atau 115 kursi DPR memaksa partai untuk membentuk koalisi. Berbeda dengan PDIP yang sudah melampaui ambang batas itu, maka tak heran jika PDIP punya banyak Bakal Calon Presiden. Berbeda dengan Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden dari usung-an partai lain yang harus berkoalisi agar calonnya mencukupi ambang batas.

PRABOWO SUBIANTO

Prabowo selalu punya tempat saat pilpres, setidaknya pada 3 pilpres terakhir dan 1 pilpres yang akan datang. Prabowo bukan nama baru di panggung politik. Ia sudah menarik perhatian sejak berada di keluarga Cendana. Prabowo yang kharismatik di tambah ia pensiunan jendral bintang tiga membuat masyarakat mendambakan figur pemimpin seperti Prabowo. Bahkan Prabowo pertah mendampingi Megawati untuk melawan SBY pada pilpres 2009. 

Kharismatik milik Prabowo telah dibuktikan dengan perolehan partai Gerindra yang masuk 3 besar partai politik pemenang pemilu. Partai Kepala Garuda ini tidak bisa di lepaskan dari figur Prabowo sama halnya Demokrat yang tidak bisa di pisahkan dari figur SBY.

Dua kali kalah melawan Jokowi bukan sebagai catatan buruk bagi para pendukung jokowi. JoMan (Jokowi Mania) salah satu elemen pendukung jokowi, menyatakan untuk mendukung Prabowo pada pilpres 2024 mendatang. Bukan tanpa alasan, kebesaran hati Prabowo untuk menjadi Pembantu Jokowi di Kabinet telah membuktikan jiwa kesatria seorang Prabowo. Prabowo juga dianggap berhasil menahkodai Kementerian Pertahanan yang kini di emban olehnya. Kode-kode Jokowi ke Prabowo juga dapat dilihat pada banyak kesempatan saat Prabowo ikut mendampingi Jokowi, salah satunya saat panen raya di Kebumen Jawa tengah.

Prabowo juga sering dipasangkan dengan para politikus lain. Mulai dari memasang kan ulang dengan Sandiaga Uno yang duetnya telah terjadi saat pilpres 2019, Berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sampai berpasangan dengan Ganjar Pranowo. 

Kemesraan Prabowo-Sandi juga diiringi dengan kembali bergabungnya Sandi ke partai Gerindra setelah sempat independen. Kemesraan dengan Cak Imin atau Gus Muhaimin bahkan banyak ditunjukkan dengan baliho yang terpampang di Billboard besar. Tak hanya melalui baliho, Gerindra dan PKB bahkan memiliki kantor bersama. Namun Elektabilitas Muhaimin Iskandar masih kalah dengan calon lain yang pernah dipasangkan dengan Prabowo. Namun bukan sebagai jaminan bahwa duet ini akan gagal, sebab Gus Muhaimin yang lahir dari NU dapat mendongkrak pendapatan suara juga.

Elektabilitas Prabowo saat ini memang sedang dalam kondisi terbaik nya. Hampir seluruh lembaga survey menempatkan Prabowo pada puncak bakal calon presiden. Ini juga dapat menjadi angin segar yang ditunggu-tunggu partai Gerindra yang telah lama menginginkan Calon usungan nya menang pada Pilpres. Namun dilema yang terjadi juga komplikatif karena Gerindra seperti anak emas yang memiliki banyak teman dengan partai politik lain. Namun pengumuman koalisi yang kelak di bentuk Prabowo patut ditunggu.

GANJAR PRANOWO

Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah dua periode menempatkan posisinya di bursa bakal calon presiden dan wakil presiden. Keberhasilan Ganjar Memimpin Provinsi dengan jumlah penduduk yang banyak dan luas wilayah yang besar dianggap sebagai figur presiden masa depan. Penampilan yang sederhana dan dianggap dekat dengan masyarakat membuat masyarakat tertarik dengan sosok Ganjar. 

Ganjar Pranowo juga dekat dengan kaum muda, dia juga punya catatan sebagai aktivis kampus saat masih berkuliah. Memanfaatkan media sosial sebagai media kampanye dan dokumentasi bekerjanya selama menjadi gubernur menunjukan Ganjar tidak jauh dari kaum muda. Ganjar juga menjabat sebagai ketua KAGAMA atau Keluarga besar Alumni Universitas Gajah Mada yang mana Ganjar berada satu almamater dengan Presiden Jokowi.

Ganjar memiliki keuntungan sebagai anggota partai terbesar di Indonesia saat ini sehingga namanya perlu masuk dalam hitungan di partai politik. Meski begitu intrik dalam internal partai sering menimpa Ganjar, beberapa kali Ketum PDIP di sinyalir memberikan kode keras kepada Ganjar. Memang saat ini Puan Maharani yang menjabat sebagai ketua DPR RI di gadang-gadang sebagai calon yang kelak diusung dengan PDIP. Puan yang merupakan anak kandung Megawati dianggap punya peluang besar sebagai calon yang akan diusung PDIP.

Kode Jokowi saat panen raya di Kebumen tak hanya membawa Prabowo, tapi juga membawa Ganjar Pranowo. Meskipun ini dianggap wajar karena Ganjar adalah gubernur jawa tengah namun saat yang bersamaan Jokowi tentu bisa mengajak bupati kebumen atau menteri pertanian saat panen raya.

Duet Prabowo-Ganjar

Dengan Track record baik kedua politisi ini tentu akan membuat koalisi ini kuat. Mereka juga berasal dari partai besar sehingga kemungkinan memperoleh suara para pemilih semakin besar. Hubungan mesra PDIP dengan Gerindra juga telah terjalin sejak lama, maka ini menjadi angin segar bagi mereka berdua. Namun apabila PDIP melepas ganjar maka ini merupakan masalah baru untuk kelak menggandeng partai lain untuk berkoalisi. 

Namun keinginan partai besar memiliki calonnya sendiri membuat "Loby" politik perlu dilakukan lebih serius. Bergabungnya Golkar mungkin membuat langkah mereka menjadi mulus kembali, namun Golkar memiliki banyak calon kuat juga mulai dari Ketum mereka Airlangga Hartarto sampai Ridwan Kamil yang pada akhirnya bergabung ke partai politik tentu salah satunya ingin dipilih untuk menemani Prabowo atau Ganjar.

Setelah bulan Ramadhan, tentu partai politik harus gerak cepat membuat koalisi atau mengusung calonnya. Hitungan hari semakin dekat dengan pilpres membuat mereka harus memutuskan segera. Kurang dari satu tahun (28/03/2023) untuk pasangan calon benar-benar berkampanye mencari para pemilihnya. KPU akan menerima calon yang didaftarkan pada tanggal 19 oktober 2023 - 25 november 2023.

Apakah duet Prabowo-Ganjar akan menghasilkan pasangan calon terkuat atau justru pasangan ini gagal dipasangkan? Menunggu 2 sikap langkah partai ini memang keputusan yang akan mengubah semaraknya Pilpres 2024. Siapa calon terkuat lainnya?

Terimakasih Kepada Seluruh Pembaca. Semoga Hal-hal Baik Menyertai Para Pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun