Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah dua periode menempatkan posisinya di bursa bakal calon presiden dan wakil presiden. Keberhasilan Ganjar Memimpin Provinsi dengan jumlah penduduk yang banyak dan luas wilayah yang besar dianggap sebagai figur presiden masa depan. Penampilan yang sederhana dan dianggap dekat dengan masyarakat membuat masyarakat tertarik dengan sosok Ganjar.Â
Ganjar Pranowo juga dekat dengan kaum muda, dia juga punya catatan sebagai aktivis kampus saat masih berkuliah. Memanfaatkan media sosial sebagai media kampanye dan dokumentasi bekerjanya selama menjadi gubernur menunjukan Ganjar tidak jauh dari kaum muda. Ganjar juga menjabat sebagai ketua KAGAMA atau Keluarga besar Alumni Universitas Gajah Mada yang mana Ganjar berada satu almamater dengan Presiden Jokowi.
Ganjar memiliki keuntungan sebagai anggota partai terbesar di Indonesia saat ini sehingga namanya perlu masuk dalam hitungan di partai politik. Meski begitu intrik dalam internal partai sering menimpa Ganjar, beberapa kali Ketum PDIP di sinyalir memberikan kode keras kepada Ganjar. Memang saat ini Puan Maharani yang menjabat sebagai ketua DPR RI di gadang-gadang sebagai calon yang kelak diusung dengan PDIP. Puan yang merupakan anak kandung Megawati dianggap punya peluang besar sebagai calon yang akan diusung PDIP.
Kode Jokowi saat panen raya di Kebumen tak hanya membawa Prabowo, tapi juga membawa Ganjar Pranowo. Meskipun ini dianggap wajar karena Ganjar adalah gubernur jawa tengah namun saat yang bersamaan Jokowi tentu bisa mengajak bupati kebumen atau menteri pertanian saat panen raya.
Duet Prabowo-Ganjar
Dengan Track record baik kedua politisi ini tentu akan membuat koalisi ini kuat. Mereka juga berasal dari partai besar sehingga kemungkinan memperoleh suara para pemilih semakin besar. Hubungan mesra PDIP dengan Gerindra juga telah terjalin sejak lama, maka ini menjadi angin segar bagi mereka berdua. Namun apabila PDIP melepas ganjar maka ini merupakan masalah baru untuk kelak menggandeng partai lain untuk berkoalisi.Â
Namun keinginan partai besar memiliki calonnya sendiri membuat "Loby" politik perlu dilakukan lebih serius. Bergabungnya Golkar mungkin membuat langkah mereka menjadi mulus kembali, namun Golkar memiliki banyak calon kuat juga mulai dari Ketum mereka Airlangga Hartarto sampai Ridwan Kamil yang pada akhirnya bergabung ke partai politik tentu salah satunya ingin dipilih untuk menemani Prabowo atau Ganjar.
Setelah bulan Ramadhan, tentu partai politik harus gerak cepat membuat koalisi atau mengusung calonnya. Hitungan hari semakin dekat dengan pilpres membuat mereka harus memutuskan segera. Kurang dari satu tahun (28/03/2023) untuk pasangan calon benar-benar berkampanye mencari para pemilihnya. KPU akan menerima calon yang didaftarkan pada tanggal 19 oktober 2023 - 25 november 2023.
Apakah duet Prabowo-Ganjar akan menghasilkan pasangan calon terkuat atau justru pasangan ini gagal dipasangkan? Menunggu 2 sikap langkah partai ini memang keputusan yang akan mengubah semaraknya Pilpres 2024. Siapa calon terkuat lainnya?
Terimakasih Kepada Seluruh Pembaca. Semoga Hal-hal Baik Menyertai Para Pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H