Partai besutan Amien Rais ini resmi sah mengikuti pemilu tahun 2024 setelah sebelumnya dinyatakan tidak lolos. Partai dengan logo perisai dan bintang emas ini seperti partai gelora yang isi nya mantan elite senior partai lain.Â
Partai ummat banyak terdiri dari mantan kader partai PAN. Tergambar dari pendiri sekaligus ketua majelis syuro partai yaitu Amien Rais yang menjadi tokoh penting PAN era Reformasi.Â
Lain Gelora lain partai Ummat, Gelora di isi banyak elite PKS yang banyak tokohnya lebih "POP" di banding barisan Ummat yang berisi elite partai yang sudah tidak lagi populer. Banyak kader PAN yang tetap memperkokoh partai, PAN tidak kehilangan tokoh-tokoh terbaik nya.
Partai ummat yang idealisme nya Islamisme ini bahkan dengan tegas menyatakan bahwa partainya memang menggunakan politik identitas. Di saat banyak partai yang mengelak menggunakan politik identitas, justru partai Ummat meng-amini stigma itu. Langkah mepet yang dimiliki partai Ummat menjadi tantangan baru mereka meng-awaki partai ini.Â
Berbeda dengan Partai Gelora yang ramai dengan kader baru mereka, bahkan telah melakukan safari politik jauh-jauh hari. Namun Ummat seolah hanya meramaikan kontestasi 2024 nanti.Â
Meskipun di beberapa daerah yang memiliki catatan partai sayap kanan sering menang, terlihat bahwa partai ummat juga memiliki simpatisan yang tidak kalah loyal dengan partai lain. Tapi setidaknya sampai hari ini, kelihatannya cukup sulit untuk partai Ummat melenggang ke senayan.Â
Ketika kehadiran partai PSI tahun 2019 lalu di pemilu, PSI mengantongi banyak kader yang jauh lebih POP dari partai Ummat hari ini namun mereka gagal mengirim perwakilannya ke senayan.
Apalagi untuk banyak daerah di indonesia yang skeptis dengan partai politik identitas, berat rasanya partai ini untuk bisa tembus ambang batas parlemen. Partai ini bahkan selalu hadir dengan "sensasi" yang hadir di hadapan publik. Termasuk cerita Amien tentang Prabowo yang namanya kuat pada bursa Capres Tahun depan.Â
Partai Ummat juga terlalu kental dengan Amien Rais yang namanya tidak setenar tahun 2004 lalu atau setidaknya sampai berakhirnya koalisi PAN dengan Demokrat tahun 2014 lalu. Bahkan ketua Umum Partai Ummat adalah menantu dari Amien Rais, sangat jelas menandakan partai ini sangat "Amien" sekali.
Partai Ummat harus mengambil sikap se-segera mungkin sebelum masuk akhir tahun 2023, sebab partai baru ini harus susah payah memperkenalkan partainya ke masyarakat baru untuk mengambil suara mereka.Â
Berkoalisi dengan partai papan atas tentu langkah segera yang harus diambil untuk mendongkrak perolehan suara pada 2024 mendatang, setidaknya Partai Ummat dapat mengirim banyak wakilnya di tingkat kota/kabupaten dan provinsi.Â
Namun untuk gabung dengan koalisi tentu ada hambatan juga yang dimiliki partai ummat, sebab partai yang memiliki perolehan tinggi berhak mendapat keuntungan hasil bentukan koalisi nya itu. Jangan sampai citra partai malah menurun setelah membentuk koalisi.
Pro dan kontra nya partai Ummat tidak sepenuhnya buruk. Dengan identitas yang kuat sebagai partai, justru mempermudah pula mendapatkan hati masyarakat yang menghadapi kecewa ketika banyak partai keluar masuk koalisi.Â
Partai ummat juga perlu melakukan pendekatan-pendekatan dengan tokoh yang memiliki reputasi baik di daerah, agar dapat masuk dari partai papan atas suatu daerah.Â
Langkah berat yang harus di lalui Ummat bukan hanya harus bertarung dengan partai-partai lama, partai baru pun perlu di perhitungkan. Seperti Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Kebangkitan Nusantara dan partai Garuda yang sedang melakukan pergantian image partai.
Tentu dengan banyaknya elite partai PAN di partai Ummat dapat mengantisipasi pemilu 2024. Namun pembaharuan partai saat ini juga perlu di ikuti dinamisme nya.Â
Banyak Partai juga yang dapat mengambil hati semua elemen masyarakat. Tentu konsentrasi Partai Ummat juga harus dapat melihat terhadap gaya kampanye mereka di tahun 2024 mendatang.
Apakah menurut kalian Partai Ummat siap menang pada pemilu mendatang? atau justru hanya ikut meramaikan perpolitikan saja?
Terimakasih kepada seluruh pembaca. Semoga hal hal baik menyertai para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H