Mohon tunggu...
Dandelion
Dandelion Mohon Tunggu... -

a dreamer, an explorer, and a human, of course. :p

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Bila Kita Termasuk yang "Biasa-Biasa Saja"?

24 Mei 2016   16:38 Diperbarui: 26 Mei 2016   10:38 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baiklah, sebelumnya, mari kita tilik, kehidupan orang-orang yang katanya sudah berhasil mencapai standar hidupnya di dunia. Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, misalnya. Bila kekayaan bisa membuat seseorang bahagia, ia tentu tidak akan menabrakkan dirinya ke kereta api. Michael Jackson, penyanyi terkenal dari Amerika. Bila menjadi terkenal bisa membuat seseorang bahagia, ia tentu tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis. Marlyn Monroe, artis cantik dari USA. Bila menjadi cantik bisa membuat seseorang bahagia, ia tentu tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis juga.

Gambaran kehidupan ini tentu bukanlah gambaran manusia keseluruhan dan tidak bermaksud menghalangi seseorang untuk mencapai hal-hal di atas. Toh, beberapa hal di atas juga Allah perintahkan untuk dicapai. Namun, di atas standar-standar tersebut masih ada standar yang lebih baik. Apa itu? Standar akhirat. Bila kita bisa berusaha sampai pada standar akhirat, kenapa harus cukup puas hanya sampai pada standar dunia saja? 

Lalu, apa saja memang standar yang ditetapkan Allah untuk manusia capai agar di dunia dan akhiratnya bisa menjadi yang terbaik dan bahagia?

Ada 8 yang berhasil saya temukan dengan keyword "Sebaik-baik manusia", dan kedelapan standar ini ternyata lebih memungkinkan untuk diikuti semua umat manusia. Iya sih, tentu saja, sebagai pencipta sekaligus pemelihara, Allah tidak mungkin membebani manusia melebihi kemampuannya. Terkadang Allah juga hanya ingin menguji hambanya ketika memberikan kelebihan pada sebagian orang, sebagaimana yang dinyatakan berikut:

"... dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat untuk mengujimu terkait apa yang diberikannya kepada kamu" (QS Al-An’am: 165).

Jadi, pada akhirnya Allah hanya ingin melihat sejauh mana usaha manusia untuk menjadi yang terbaik. Insya Allah, tidak akan rugi bila yang dikejar adalah standar dari yang Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik. Adapun kedelapan standar tersebut ialah :

Pertama, yang paling baik dalam melunasi hutang

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (Muttafaqun ‘alaih)

Kedua, yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya

Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari)

Ketiga, yang paling diharapkan kebaikannya dan paling jauh keburukannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun