Momiji adalah kata yang sering terucap di musim gugur. Kata ini adalah untuk menggambarkan daun-daun yang berwarna-warni terutama warna merah dan kuning. Kata momiji ini sebenarnya berasal dari kata momiizu (memeras,melumat), yang merupakan bagian dari salah satu proses untuk membuat warna dengan cara memeras bunga Benibana (Carthamus tinctorius). Benibana yang diperas/dilumat di air dingin dengan pH normal menghasilkan warna kuning, dan jika diperas di air dengan pH tinggi maka akan menghasilkan warna merah.
Kata momiizu ini, seiring dengan berjalannya waktu, berubah menjadi momiji. Seperti kita tahu, warna momiji memang sebagian besar adalah merah dan kuning. Lalu ada istilah momijigari, yang berarti pergi ke suatu tempat (misalnya ke gunung atau taman) untuk melihat dan menikmati momiji.
Jepang adalah negara yang mempunyai 4 musim. Masing-masing musim sangat unik dan punya ciri khas tersendiri.
Musim semi (haru) adalah musim dimulainya kehidupan baru setelah musim dingin yang panjang. Mulai tumbuhnya dedaunan yang berwarna hijau, dan bermekarannya bunga-bunga melambangkan dimulainya kehidupan itu sendiri. Kegembiraan adalah lambang dari musim semi, dimana masyarakat berbondong-bondong pergi untuk melihat keindahan bunga, bergembira dan bersuka-ria sambil makan dan minum. Kebiasaan ini disebut ohanami, yang umumnya digunakan sebagai istilah untuk melihat dan menikmati bunga Sakura, yang merupakan simbol musim semi.
Musim panas (natsu) dengan suhu udara yang tiggi dan lembab serta banyaknya aktivitas yang terjadi di masyarakat misalnya dengan banyaknya festival atau perayaan yang dilaksanakan di kuil ataupun di tempat umum, melambangkan kekuatan serta energi yang dimensinya agak lain dari musim semi.
Musim dingin (fuyu) dengan hamparan salju putihnya yang luas membentang sejauh mata memandang, melambangkan kesunyian dan kesendirian.
Lalu, bagaimana dengan musim gugur (aki) ?
Berbeda dengan musim yang lain, keindahan musim gugur mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan yang utama adalah ditandai dengan bermunculannya momiji, yang dimulai dari utara di Pulau Hokkaido, karena pergerakan suhu udara yang dingin dimulai dari daerah ini. Kemudian momiji sedikit demi sedikit bergeser ke arah selatan, dimulai dari Tohoku, lalu ke Kanto, Chubu dan seterusnya ke arah Kyushuu.
Disatu sisi, momiji sangat indah dan keindahannya bisa membuat kita berdecak kagum. Namun di lain sisi, sewaktu kita melihat momiji, kita sekaligus diingatkan bahwa musim dingin yang sepi dan panjang akan segera tiba.
Keindahan musim gugur memang sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata. Warna-warni momiji memang terlihat sangat memikat. Warna dari momiji bisa seperti itu karena semua faktor pendukungnya (misalnya kontras suhu udara di siang dan malam hari) terpenuhi.
Namun, bagi orang Jepang, bukan warna-warni itu yang penting.Â
Ungkapan perasaan orang Jepang dengan kebiasaan dan budaya mereka untuk menikmati musim gugur dengan mata-lah yang terpenting. Kebiasaan melihat dan menikmati momiji mungkin menjadi salah satu sifat khas dari orang Jepang.
Orang Jepang memang dari jaman dahulu kala suka akan musim gugur, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Misalnya saja, suara angin yang menerpa dedaunan, atau sinar matahari yang bersinar dengan sudut yang lebih kecil/rendah (dibandingkan dengan musim panas) yang menyebabkan bayangan benda menjadi lebih panjang sekaligus sinar mataharinya terasa hangat namun tidak begitu menyengat kulit.
Itulah sebabnya sebelum memasuki musim dingin, mereka menenangkan perasaanya dengan menikmati keindahan momiji, yang hanya bisa mereka lalukan di musim gugur.
Musim gugur dan seni serta budaya
Musim gugur di Jepang disebut juga sebagai musim seni serta budaya.
Kita bisa dengan mudah menemukan pertunjukan berbagai macam kesenian, mulai dari yang tradisional seperti pertunjukan Noh, Kabuki, musik gagaku , maupun seni modern seperti konser musik, mulai dari musik klasik, pop dan berbagai genre yang lain.
Berbagai museum seni maupun galeri, baik yang besar maupun kecil, juga berlomba-lomba untuk membuka pameran dengan menampilkan berbagai macam karya seni dari berbagai medium, mulai dari lukisan, foto dan bentuk seni lain yang merupakan hasil karya dari seniman lokal maupun internasional.
Misalnya ungkapan akakuchiba, yang melambangkan warna orange namun dengan nuansa merah tua yang pekat. Ungkapan ini sudah digunakan sejak jaman Heian (sekitar tahun 700 sampai 1000 masehi).
Lalu ada ungkapan ukon-iro, yang melambangkan warna kuning keemasan. Warna ini sangat disukai di jaman Edo (sekitar tahun 1600 sampai 1800). Warna ini juga melambangkan keberuntungan,sehingga banyak digunakan sebagai warna untuk dompet dan furoshiki (kain panjang untuk membungkus barang).
Siapa saja bisa ikut serta acara ini dengan membayar sekitar 100 sampai 300 yen. Mungkin pembaca juga bisa mencobanya kalau kebetulan sedang berada di Jepang waktu musim gugur.
Musim gugur juga menjadi inspirasi bagi penyair seperti  Yosano Akiko, Masaoka Shiki, Higuchi Ichiyou, Ishikawa Takuboku dan lainnya.  Mereka menulis puisi yang isinya atau inspirasinya datang/berhubungan dengan musim gugur. Salah satu bait puisi yang saya suka dan berhubungan dengan musim gugur adalah puisi karangan Yosano Akiko, yang berbunyi "wakaki mi no koi suru yauni aki no kumo ugokimo tomazu honoka naredomo". Yang intinya melukiskan orang muda yang jatuh cinta, adalah seperti awan di musim gugur.Â
Ada juga ungkapan bahasa Jepang  "onna gokoro to, aki no sora" yang mempunyai arti, hati wanita itu seperti langit musim gugur. Sebagai catatan, pemahaman orang Jepang adalah, langit musim gugur itu tidak bisa diduga karena gampang berubah. Bagaimana pembaca ? Benar apa tidak nih ?
Di Jepang, ada lagu yang populer dengan judul "lagu 4 musim", yang isinya menceritakan bagaimana sifat-sifat orang yang suka masing-masing musim ditambah dengan perasaan atau relasi hubungannya dengan orang lain.Â
Di musim semi dikatakan seperti teman, musim panas seperti ayah, musim dingin seperti ibu.Â
Nah, uniknya, musim gugur dikatakan seperti "pacar !"
Berbeda dengan musim lain yang sebagian besar kita paham (teman, ayah, ibu), pacar, adalah sesuatu yang mungkin sulit untuk kita pahami (entah kalau pacarannya sudah lama..hehehe).
Di lagu itu dikatakan, orang yang suka akan musim gugur mempunyai perasaan yang dalam (suka memikirkan secara detail segala sesuatu). Dan orang yang suka musim gugur kata-katanya puitis, sarat dengan kata cinta seperti puisi karangan Heine (penyair kelahiran Jerman).
Bagaimana dengan pembaca ? Musim apa yang pembaca suka ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H