Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Samurai Blue" Menuju FIFA World Cup 2018

2 September 2017   09:49 Diperbarui: 2 September 2017   11:46 2680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Team Samurai Blue (http://www.jfa.jp/)

Sejak didirikannya Liga Jepang, maka di seantero Jepang banyak berkembang klub baru yang tentunya membuat semarak persepakbolaan di Jepang. Banyak juga pemain kelas dunia yang di"impor" dengan bayaran mahal untuk bermain di klub2 tersebut.

Sebut saja Zico, Bismarck, Gary Lineker, Dragan Stojkovic, dan masih banyak lagi yang lain. Tentunya dengan kedatangan bintang-bintang sepak bola dunia, para pemain sepak bola Jepang bisa merasakan dan melihat secara langsung bagaimana bintang-bintang sepak bola dunia itu bermain. 

Kemudian mereka dapat mempelajari, meniru lalu menerapkan (sekaligus menyempurnakan) ilmu yang sudah mereka pelajari tersebut dalam permainan mereka di lapangan, baik di laga nasional maupun internasional.

Cara ini mirip sekali dengan era awal kebangkitan industri Jepang, di mana banyak orang Jepang yang pergi ke luar negeri kemudian mempelajari kemajuan teknologi industri di negara tersebut. Lalu mereka pulang, meniru dan mengaplikasikan "contekan" yang mereka dapat dari luar. Lama kelamaan mereka dapat menyempurnakan teknologinya sehingga hasilnya sekarang, kita bisa lihat sendiri kemajuan teknologi mereka.

Efek positif dari "impor" bintang sepak bola itu bisa kita lihat dari kemampuan Jepang mencetak banyak pemain sepak bola yang handal. Kemudian pemain2 "Made in Japan" ini di "ekspor" ke luar Jepang. Bagi pembaca yang gemar sepak bola, nama-nama seperti Nakata Hidetoshi, Kagawa Shinji, Nakamura Shunsuke, Honda Keisuke dan lain2 tentunya sudah tidak asing lagi. Nama mereka sudah malang melintang di klub2 bergengsi di Eropa.

Sungguh suatu perhitungan ekonomi yang baik dan matang yang bisa ditiru, keseimbangan antara "impor" dan "ekspor" pemain.

Buah manis ini tentunya bukan merupakan suatu usaha yang gampang dan dengan jangka waktu yang pendek. Jepang sudah merancang roadmap persepakbolaannya dengan baik kira2 27 tahun yang lalu (saat J-League didirikan). Kemudian memperkokoh roadmap serta mencanangkan "goal" persepakbolaannya melalui Deklarasi JFA 2005 yang sudah saya bahas di depan. Tentunya dukungan manajemen yang baik, peran pemerintah serta kedisiplinan para pelaku persepakbolaan termasuk pemain juga tidak bisa dilewatkan.

Pendirian sekolah-sekolah sepak bola di seluruh Jepang, baik yang ber-afiliasi dengan klub tertentu maupun yang tidak merupakan salah satu wujud implementasi dari roadmap yang dibuat. Di Jepang, banyak sekolah2 sepak bola yang mendidik anak2 usia muda (dari U12) dengan program Pusat Latihan Nasional (National Training Center). 

Anak-anak yang lulus dari sini kemudian masuk ke dalam sekolah pendidikan sepak bola lanjutan setelah terpilih sebagai sebagai wakil Jepang untuk kategori U17, U20 maupun U23.

Untuk memacu dan meningkatkan kemampuan para pemain, pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta, banyak membuat pertandingan sepak bola, baik antar klub (professional) maupun di sekolah2. Selain itu, Jepang juga giat ikut serta dalam berbagai event sepak bola internasional, baik di dalam wilayah Asia maupun di wilayah lain dunia.

Pembaca yang gemar komik atau anime Jepang tentunya mengetahui tokoh anime Captain Tsubasa. Anime ini menceritakan tentang suka duka pemuda bernama Oozora Tsubasa yang gemar bermain bola. Anime ini juga menjadi salah satu penyulut yang menaikkan minat masyarakat Jepang terhadap sepak bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun