Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Serba-serbi Bunuh Diri di Jepang

23 Juli 2017   09:39 Diperbarui: 11 Agustus 2017   16:50 4105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terungkap bahwa sebulan sebelum  meninggal, dia harus bekerja over time lebih dari 200 jam! Terlebih lagi menurut berita, pemuda tersebut baru saja masuk sebagai pekerja baru setelah lulus kuliah, dan dia mendapat tugas berat dengan jadwal yang sangat padat untuk membantu mengawasi pembangunan Stadion Nasional baru di Yoyogi yang dipercepat untuk keperluan Olimpik tahun 2020 mendatang.

Kemudian, jika dilihat dari kisaran umur, kematian akibat bunuh diri di Jepang umumnya dilakukan oleh orang yang relatif berusia muda di umur 15-39 tahun, menurut data yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan.

Faktor penyebab dari bunuh diri ternyata juga bervariasi. Pada usia 15-19 tahun, faktor sekolah merupakan penyebab utama, disusul faktor kesehatan lalu faktor rumah tangga. Yang saya tahu, faktor sekolah ini salah satunya adalah berhubungan dengan bullying. 

Lalu untuk usia 20-29 tahun, faktor kesehatan merupakan penyebab utama, diikuti oleh faktor ekonomi lalu faktor pekerjaan. Dan terakhir, di usia 30-39 tahun faktor utama dan kedua sama dengan usia 20-29 tahun, yaitu kesehatan lalu ekonomi, dan faktor ketiga adalah masalah keluarga. (sumber)

Saya tidak mengetahui secara persis mengapa faktor kesehatan bisa menjadi begitu dominan sehingga menjadi penyebab bunuh diri. Mungkin saja data itu tidak begitu akurat. Menurut apa yang saya pernah baca, pada kebanyakan kasus bunuh diri di Jepang, jika setelah pemeriksaan polisi ataupun dokter sekalipun tidak bisa menemukan sebabnya, ditambah tidak ditemukannya "pesan" atau surat wasiat dari orang yang meninggal, maka polisi akan melakukan tanya jawab kepada keluarga korban (jika korban masih mempunyai kerabat yang bisa dihubungi). 

Nah di sinilah biasanya pihak keluarga korban akan memberikan pendapat bahwa kemungkinan penyebabnya adalah masalah kesehatan, untuk menghindari pemeriksaan lebih jauh dan detail kepada keluarga tersebut. 

Alasannya adalah, sebagai antisipasi karena bagi beberapa keluarga, jika dalam pemeriksaan lebih lanjut itu terjadi banyak pertanyaan yang menyinggung hal-hal yang sifatnya sangat pribadi bagi keluarga tersebut, mereka tentunya akan merasa agak risih.

Kalau dilihat dari cara bunuh dirinya, untuk pria yang terbanyak adalah gantung diri, disusul dengan menggunakan gas, lalu melompat dari ketinggian. Untuk wanita, cara yang terbanyak sama dengan pria yaitu gantung diri, kemudian disusul dengan cara lompat dari ketinggian lalu dengan cara menelan obat-obatan.

Berdasarkan data itu juga, persentasi orang yang bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api yang sedang berjalan adalah sangat kecil, yaitu sekitar 2%. Sependek pengalaman saya, di kota besar seperti Tokyo memang jarang jadwal kereta terlambat karena sebab ini. Di Jepang, jika orang bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api yang sedang berjalan, maka keluarga atau kerabatnya bisa dituntut oleh perusahaan kereta api untuk mengganti kerugian. Apakah ini juga yang menjadi alasan untuk persentasi yang kecil dibanding cara bunuh diri yang lainnya, saya kurang tahu pasti. 

Tuntutan kerugian tersebut bisa berupa penggantian biaya kerusakan jika ada infrastruktur yang rusak, maupun kerugian biaya operasional karena otomatis kereta tidak bisa beroperasi sesuai jadwal. Masih bisa juga ditambah penggantian biaya lain misalnya ongkos transfer bagi para penumpang. 

Karena biasanya kalau ada kecelakaan dan pemulihan jadwal atau pengoperasian kereta kembali memakan waktu lama, maka perusahaan kereta api akan menyediakan bus atau mempersilahkan penumpang menggunakan kereta dengan rute lain (baik kereta dari perusahaan yang sama ataupun berbeda) sampai ketempat tujuan tanpa tambahan biaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun