Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menemukan Buatan Indonesia di Tengah Hiruk Pikuk Tokyo

15 Juli 2017   20:41 Diperbarui: 16 Juli 2017   08:05 2537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awalnya, kandungan mi yang terdapat di dalamnya hanya sekitar 70 gram, karena memang tujuan pembuatan Cup Noodles ini awalnya adalah untuk sekadar pengganjal perut bagi orang yang lapar, bukan sebagai menu makan utama. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan, maka sekarang banyak ditemui Cup Noodle yang kandungan minya 90 gram bahkan ada yang 120 gram yang disebut King Cup Noodle.

Foto di atas adalah Cup Noodle rasa mi goreng di sebelah kiri dan rasa gulai ayam melayu di kanan, lengkap dengan gambar merah putih.
Gimana rasa keduany?? Ennnuuaakk sekali deh pokoknya :)

Warung di Ueno

Warung yang menjual makanan import dari Indonesia (dok.pribadi)
Warung yang menjual makanan import dari Indonesia (dok.pribadi)
Di Ueno kita bisa menemui taman yang tertua yang ada di Jepang yang namanya sama dengan nama daerahnya, yaitu Ueno Koen (Taman Ueno). Di komplek taman ini, selain kita bisa menemukan banyak pohon sakura, ada juga museum seni dan sejarah, kebun binatang, Universitas Seni dan banyak bangunan bersejarah lain. 

Dahulu di zaman setelah Perang Dunia Kedua, Ueno merupakan daerah pasar gelap, di mana banyak orang yang mencari dan juga menjual berbagai macam barang kebutuhan, setelah Tokyo porak poranda akibat serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika kala itu.

Sekarang daerah bekas pasar gelap ini menjadi pusat dagang yang ramai bernama Ameyoko. Di lantai bawah salah satu gedung di Ameyoko ini, saya menemukan satu toko yang menjual barang-barang import dari Indonesia.

Di warung ini bisa ditemui berbagai macam makanan impor dari Indonesia. Misalnya Supermi, kerupuk udang, Indomilk, emping goreng, kopi dan teh, bumbu instan, sambal botol dan lainnya.

Begitulah beberapa hal yang "berbau" Indonesia yang bisa saya temui di Tokyo. 


Sebagai penutup, saya mau sharing satu sajak dari Muroo Saisei, penyair dan novelis yang hidup tahun 1889-1962.

"Furusato wa, tookini arite omohu mono, soshite kanashiku utahu mono."

Kira-kira terjemahan bahasa Inggrisnya begini:
"Home is what you think of, when you're far away, and what you sadly sing of."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun