Pernah terpikirkah oleh kita, berapa jejak karbon yang kita hasilkan dari setiap perjalanan yang kita lakukan ?
Coba kita hitung yuk....yg simple dulu saja, misal dari perjalanan yang kita lakukan mulai dari rumah menuju tempat aktivitas kita sehari-hari. Saya mencoba menghitungnya mulai dari rumah di area Kalimalang Duren Sawit menuju kantor saya yang terletak di Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Namun sebelumnya, apa sih jejak karbon itu ?
Jejak karbon adalah besaran emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh individu untuk kegiatan sehari-hari dan/atau organisasi untuk menyelenggarakan peristiwa (event) atau membuat produk (mengutip dari laman http://www.iesr.or.id/kkv3/tentang-jejak-karbon/)
Lalu, karbon itu apa ?
Pada umumnya, istilah karbon yang digunakan pada kata "jejak karbon" mengacu pada gas rumah kaca, salah satunya adalah CO2 (Karbon Dioksida). Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas-gas yang ada di atmosfer dan dapat menyebabkan efek rumah kaca.Â
Gas-gas tersebut muncul secara alamiah namun bisa juga timbul akibat aktivitas manusia, khususnya karena pembakaran bahan bakar fosil, pembabatan hutan, pertanian, peternakan,dll. Gas yang ternasuk GRK adalah karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), Hidroflorokarbon (HFC), Perflorokarbon (PFC) dan Sulfurheksaklorida (SF6).Â
Gas rumah kaca tersebut harus dikendalikan supaya tidak menimbulkan dampak negatif pada makhluk hidup sehingga pemanasan global dapat diatasi. Gas rumah kaca yang dominan timbul akibat aktivitas transportasi adalah CO2 karena transportasi masih mengandalkan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, transportasi menjadi bagian dari sektor energi yang harus melaksanakan aksi mitigasi terhadap perubahan iklim.
Salah satu aksi mitigasi perubahan iklim dari subsektor transportasi darat adalah pengoperasian angkutan umum massal perkotaan dengan sistem transit, atau Bus Rapid Transit (BRT). Di ibukota, kita sudah familiar dengan bus Transjakarta yang melayani puluhan koridor, baik yang dilayani dengan bus-bus besar di koridor utama, maupun bus medium atau disebut Minitrans yang difungsikan sebagai feeder.
Nah, pernah terpikirkah kita untuk menghitung jumlah jejak karbon dari aktivitas bertransportasi kita sehari-hari ? Yuk, kita mulai coba menghitungnya....
Kali ini saya mau menghitung jejak karbon dari rumah menuju kantor yang terletak di Jl. Medan Merdeka Barat. Saya berdomisili di wilayah Jakarta Timur area Kalimalang.Â
Sementara itu, saya memang suka menggunakan transportasi umum yaaa....karena sebagai insan transportasi, pastinya ingin langsung merasakan sekaligus memonitor pelayanan angkutan umum di negeri ini, dan pastinya....mau berkontribusi untuk melakukan aksi pengurangan emisi GRK dari sektor transportasi, dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
Kira-kira begini rute yang saya jalankan sehari-hari :
1. Dari rumah menuju point untuk naik Minitrans yang melewati Jalan Kalimalang : jalan kaki sejauh 850 meter
2. Naik Minitrans 7P dari Polsek Duren Sawit menuju halte Transjakarta di Cawang Soetoyo : 5.4 km
3. Transit pindah ke Koridor 10 menuju halte Cempaka Mas : 9 km
4. Transit pindah ke Koridor 2 menuju Harmoni Sentral : 8.7 km
5. Transit lagi pindah ke Koridor 1 menuju halte Monas : 2 km
6. Turun di Halte Monas berjalan kaki menuju kantor Kemenhub : 200 meter
Untuk tabel perhitungan, silakan lihat di foto yaaa...
Jadi, sekali perjalanan dari rumah ke kantor menempuh jarak 26.15 km, dan saya menghasilkan emisi sebesar 0.68 kg CO2 / orang lho.. atau jika perjalanan Pergi Pulang (PP) berarti sejauh 52.3 km dan jejak karbon saya sebesar 1.36 kg CO2. Jika sebulan ke kantor selama 20 hari kerja, maka jejak karbon saya menjadi 27.2 kg CO2.
Sebagai informasi, data acuan yang digunakan sebagai berikut : rata-rata konsumsi bahan bakar bus = 0.625 liter/km dan emisi solar = 2.66 kg CO2/literÂ
Lalu, jika kita menggunakan mobil pribadi sendirian, kira-kira berapakah jejak karbonnya ?
Asumsi bahwa mobil yang digunakan sejenis city car biasa (bukan LCGC / Low Cost Green Car) yang dapat menempuh jarak 10 km untuk 1 liter bensin, maka rata-rata konsumsi BBMnya adalah 0.1 liter/km. Kemudian, emisi bahan bakar berjenis Pertamax adalah sebesar 2.15 kg CO2/liter, maka perhitungan jejak karbonnya adalah sebagai berikut :
26.15 km x 0.1 liter/km x 2.15 kg CO2/liter = 5.62 kg CO2
Ternyata, jauh lebih banyak jejak karbonnya jika kita menggunakan mobil pribadi sendirian kan ? Yaitu sebesar 5.62 kg CO2 sekali perjalanan atau 11.24 kg CO2 untuk perjalanan PP. Jika sebulan, menjadi 224.8 kg CO2 per 20 hari kerja.
Nah, sekarang berapakah jejak karbon perjalananmu ?
Pastinya jejak karbon setiap orang berbeda-beda, tergantung moda transportasi yang digunakan, jenis bahan bakar moda tersebut, dan jarak tempuhnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat ya....untuk membantu menghitung jejak karbonmu, dan semoga kalian tergerak untuk mau ber-shifting atau berpindah ke moda transportasi massal, kontribusi dari kita semua untuk mengurangi gas rumah kaca sangat berarti lho untuk bumi ini, dan untuk generasi yang akan datangÂ
Yuuuk naik angkutan umum.....tetap patuhi protokol kesehatan yaaa.... for a better living environment and to reduce Greenhouse Gas Emission ...yuk bisa yuuuk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H