Mohon tunggu...
DANAR STYORINI
DANAR STYORINI Mohon Tunggu... Penulis - inisiator komunitas kemenag klaten menulis

klaten

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

New Normal di Pasar Nggabus, Jatinom, Klaten

24 Juni 2020   15:12 Diperbarui: 24 Juni 2020   15:43 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arahan pemerintah untuk tetap stay ‘di rumah’ saja selama masa pandemik Covid-19, nampaknya membuat masyarakat tak sabar lagi menghirup udara segar di luar rumah. Melalui media banyak curhatan masyarakat tentang sulitnya keuangan keluarga saat harus tetap tinggal di rumah, sedangkan dapur harus tetap terus mengepul.

Setelah sekitar empat bulan membatasi diri tidak keluar rumah dan stagnan dalam beberapa sektor, salah satunya sektor ekonomi. Indonesia kini bangkit dengan new normal. Masyarakat kembali memadati tempat kerjanya masing-masing. Pasar-pasar juga berangsur aktif.

Puluhan bahkan ratusan pengunjung menggunakan mobil, sepeda motor maupun sepeda ontel terlihat memadati sepanjang jalan raya yang disulap menjadi pasar kulakan. Sedang menjelang pagi biasanya para pedagang berpindah tempat masuk ke dalam pasar induk yaitu Pasar Nggabus yang terletak di Jatinom, Kabupaten Klaten.

 New Normal itu bukan kebebasan tetapi penerapan protokol kesehatan

Tengkulak dan pedagang sayur keliling dari jam 12.00 wib malam layaknya aktifitas siang hari. Pasar dini hari itu memang dimanfaatkan tengkulak untuk membawa barang dagangan sayur, langsung dari petani Cepogo Boyolali dan sekitarnya.

Sehabis subuh pasar tersebut mulai berkurang pengunjungnya, karena pedagang keliling sudah harus membawa barang dagangannya dan menyebar ke seluruh wilayah Kabupaten Klaten dan sekitarnya. Masyarakat silih berganti datang dan pergi. Beberapa masyarakat yang hendak kulakan jika berangkat kesiangan harus siap gigit jari, karena barang dagangan sudah bisa dipastikan akan habis dan hanya menyisakan sisa-sisa yang tidak dipilih pembeli terdahulu. Harganya pun tak semurah saat pagi hari. Bahkan nampak beberapa pembeli telah memesan satu atau dua hari sebelumnya.

Pedagang yang ramah serta harga sayuran tergolong murah, membuat para pembeli betah berlama-lama di pasar tradisional tersebut. Apalagi bagi mereka yang hobi belanja, bisa-bisa kantongnya bolong lihat sayur-mayur yang ijo royo-royo memanjakan mata bila memandangnya. Bukan hanya sayuran saja, tapi segala kebutuhan pangan ada di pasar itu. Buah-buahan dan segala macam makanan serta jajanan pasar lengkap bisa didapatkan di situ.

Uniknya lagi, harga dagangan bisa naik turun dalam hitungan menit.

“Pinten bude?” Tanya seorang pembeli sambil menimang beberapa biji jambu di tangannya.

“Sangang ewu.” Jawab penjual buah tersebut sembari sibuk mengemas pesanan.

“Wolung ewu mawon nggih?” Tawar pembeli.

“Rodo awan sitik regane wis mundak kok nduk.” Jawab pedagang.

Harga saat barang datang dan hari sudah mendekati pagi pun sudah lain. Jadi apabila belanja lebih awal akan mendapatkan harga yang lebih murah, sedangkan di siang hari harga sudah masuk harga standar.

Pengunjung Pasar Nggabus tidak hanya dari warga sekitar, melainkan juga dari beberapa kecamatan sekitar Jatinom yang rela berdesak-desakan demi mendapatkan barang dengan harga murah untuk dijual kembali.

Terlihat beberapa orang tidak menggunakan masker pelindung dari virus corona. Tetapi banyak juga yang memakai masker. Bahkan ada beberapa pedagang menggunakan kaos tangan karet dalam jual beli di Pasar Nggabus.

Berita viral tentang ledakan penyebaran virus covid-19 diklaten yang mencapai 15 orang perhari, tercatat kembali warga Klaten Tengah yang terpapar korona, seperti dilansir dalam berita radar solo (19/6) dan pada hari itu juga tiga oang yang dinyatakan sembuh.

Adanya berita itu tidak menyurutkan masyarakat dalam berinteraksi di pasar Nggabus, bahkan ada yang sama sekali tidak menghiraukan dengan protokol kesehatan, banyak terlihat beraktivitas sangat santai tanpa alat pelindung, begitu juga saat berkomunikasi.

Informasi pada saat pelaksanaan apel dikantor kemenag tadi pagi (23/6) disampaikan oleh Pembina apel, bahwa bukan lagi saatnya bagi-bagi masker untuk masyarakat, tetapi saatnya menyadarkan masyarakat dengan sanksi yang tegas, agar masyarakat patuh pada protokol pencegahan covid-19.

Sepanjang Jalan Raya Jatinom dan Pasar Nggabus memang masih menjadi tempat favorit untuk kulakan barang dagangan dengan harga yang cenderung murah. Namun juga penting diingat, selama corona masih ada masyarakat harus selalu menerapkan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun