Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kartini Inisiasi Energi Air dari Kerinci

19 Juni 2024   22:44 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:17 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haji Nurcaya, Kartini Energi Air dari Kerinci (sumber RRI)

Sejak didirikan pada tahun 1984, Industri Kopi Nur terus mengalami perkembangan yang signifikan di bawah kepemimpinan Nurcaya. 

Awalnya, usaha ini masih menggunakan proses produksi secara manual, namun seiring berjalannya waktu, Nurcaya mulai mengadopsi penggunaan mesin-mesin modern dalam proses produksi kopi. Meski melakukan alih teknologi,  penggilingan biji kopi yang digerakan oleh kincir air tetap dipertahankan.

Peran Perempuan

Darijamsani dan putrinya  Nurcaya sosok inspiratif yang tidak hanya piawai berbisnis tapi juga mampu memanfaatkan energi berkelanjutan. 

Sesungguhnya sejak dulu perempuan sadar pemanfaatan energi baru terbarukan dengan teknologi sederhana. Mereka menggunakan energi surya untuk mengeringkan biji kopi, energi air untuk menggiling kopi dan energi angin untuk menyaring bubuk kopi. 

Namun ketergantungan bahan bakar fosil dan minimnya ilmu pengetahuan serta  teknologi membuat beberapa perempuan tak lagi memanfaatkan energi terbarukan.

Saya banyak mendengar kisah hebat dua wanita ini dari Haji Pen di dapur sederhananya. Sesekali hawa panas menyeruak dari dua tungku besar dengan lidah api berkobar menjilati drum dari bawah. 

Pelan drum diputar manual dan kayu kering disorongkan ke dalam tungku. Panasnya udara di dalam drum tak membuat biji kopi blingsatan seperti berondong jagung. Mereka tenang sampai mengering dan berubah warna.

Menyangrai kopi dengan drum sederhana bahan bakar kayu manis (sumber dokumentasi pribadi)
Menyangrai kopi dengan drum sederhana bahan bakar kayu manis (sumber dokumentasi pribadi)

Asap pembakaran dan aroma kopi berbaur, baunya mirip dapur nenek di kampung. Hampir semua dinding tertutup jelaga hitam. Tak perlu ngopi untuk menikmati hitam dan rasa kopi melalui indra penciuman. 

Hanya rasa pahit yang tak ada. Melihat kayu-kayu yang dibakar rasa getir pahit muncul. Berapa banyak pohon yang ditebang setiap harinya. Jika pohon diambil dari bukit sana, akankah menganggu serapan air hujan. Bisa saja esok atau lusa debit air akan turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun