"Tapi kan aku nggak ikut tampil. Aransemen kamu keren."
"Kamu juga. Eh boleh minta hadiah nggak?"
"Kan udah dapat dari panitia lomba."
"Aku mau dengar suara kamu sambil main gitar", kusodorkan alat musik petik.
"Lagu apa ya?"
"Lagu kamu dong. Kata Abas kamu jago bikin lagu."
"Fitnah itu."
"Lah Kebyar-Kebyar aja kamu aransemen ulang."
"Bukan aku tapi kita. Tunggu ya.". Â Retno tersenyum penuh arti, ia membuka penutup organ di ujung meja.
"Jangan dangdutan ya", godaku
Jari jemari Ratna menari lincah di atas tuts, berlahan musik sendu berpadu dengan suarnya yang lembut. Jantungku berdegup kencang mendengar bait lagu dilantunkan dengan indah. Liriknya berima dan penuh makna.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!