Bersama penduduk kampung kami mencari Ryan hingga tengah malam dengan menyisir sungai hulu hingga hilir. Sesepuh desa menyarankan agar pencarian dilanjutkan esok hari. Ia berpesan agar berita hilangnya Ryan jangan menyebar peserta KKN lain untuk menghindari kepanikan.
"Ada kemungkinan tenggelam Pak", tanya saya ke sesepuh desa.
"Berdoa saja, semoga temanmu baik-baik saja."
"Tapi saya sangat khawatir, apalagi belum memberitahu orang tua Ryan."
"Besok kita utus orang ke kota untuk memberi tahu."
Malam itu saya dan Adil tidur di rumah kepala bersama beberapa pemuda. Mereka memastikan Saya dan Adil istirahat tapi nyatanya kami begadang semalaman. Usai sholat subuh saya dan Adil tertidur di balai-balai depan.
"Bang... Bang... Bangun . Ryan sudah ditemukan, sekarang di balai desa dekat sungai", seorang pemuda mengguncang tubuh. Tanpa berpikir saya berlari menuju arah sungai
Ryan duduk selonjor ditemani sesepuh desa. Hati saya, agak lega melihat matanya terbuka  dan tak ada luka.
"Kemana kamu semalam", tanya saya sembari menepuk pelan pundaknya. Tubuhnya teguh tak bergoyang tanpa respon, pandangannya nanar tak ada reaksi.
"Mas, sabar. Sepertinya belum sadar."
"Tadi pagi kami temukan di sana." Seorang warga menunjuk tepian sungai.